Ingat Kembali
Ingat Kembali
Katie mengambil ponselnya kembali dan baru menyadari ada lebih dari sepuluh miss call dari Kinsey. Dia juga baru sadar di luar telah turun hujan deras. Apakah mungkin karena tangisannya?
Karena tidak ada siapa-siapa didalam mobil, Katie berbicara pada Tiffany tanpa menggunakan Note.
"Tiff, apa kau tahu sekarang Kinsey ada dimana?"
"Tuan Kinsey ada di sebuah kafe."
"Sendirian?"
"..."
Katie menggigit bibirnya. "Lupakan saja. Apa kita akan dilacak oleh Stanley atau lainnya jika aku ingin menghilang?"
"Kalau kau ingin sembunyi, aku bisa memblokir sinyal milik Tuan Stanley dan menghapus jejakmu dari kamera cctv pemerintah."
"Lakukan sekarang. Aku tidak ingin ditemukan siapa-siapa. Dan juga.. aku ingin lihat siapa yang sedang bersama dengan Kinsey saat ini."
"Baik."
Tidak lama kemudian, layar ponselnya berubah dan kini menunjukkan sebuah ruangan khas kafe. Disana dia melihat Kinsey duduk berhadapan dengan seorang wanita. Wanita itu jelas bukan wanita yang dilihatnya di ponsel Hillary.
Siapa itu? Ada berapa banyak wanita yang berada disisi Kinsey? Karena tak sanggup melihat lebih lama lagi, Katie mematikan ponselnya.
Sementara itu Kinsey yang tidak tahu apa-apa mengenai pertemuan tegang antara Katie dengan Hillary, sedang menikmati kopi bersama Kirena.
Tadi sore saat dia berjalan-jalan dia bertemu Kirena secara kebetulan. Raut muka wanita itu jauh lebih baik daripada saat terakhir kali mereka bertemu.
Waktu itu Kinsey mengutarakan perasaannya dan memberi penegasan pada wanita yang sudah menjadi rekan disisinya selama enam tahun. Dia bahkan tidak memaksa Kirena untuk membuatkannya ramuan meski dia sangat membutuhkannya.
Dengan sabar dan sukarela, Kinsey membiarkan Kirena menyendiri. Bahkan Alex yang selalu bersamanya selama belasan tahun ini juga dibiarkannya pergi menemani Kirena. Setidaknya, Kinsey masih memiliki Honda, Alpha serta Zero.
Belum lagi, sebentar lagi Vincent akan mengirim bala bantuan dari Amerika. Untuk saat ini situasi masih aman terkendali.
Dan kini dia bertemu dengan Kirena. Kinsey tidak bisa menutupi rasa lega dan senangnya menyadari Kirena baik-baik saja. Bahkan saat mereka berbincang-bincang, Kirena tampak bahagia dan berseri dibandingkan dulu. Dan sesuai dugaannya, Alex berhasil menenangkan hati dokter pribadinya.
Dengan senang hati, Kinsey memberi restunya. Dia sangat berbahagia untuk dua orang kepercayaannya itu. Dia tidak akan menuntut lebih selain kebahagiaan orang-orang terdekatnya.
Tiba-tiba Kinsey mendengar suara gemericik air dari arah luar. Hujan? Kenapa mendadak turun hujan?
Kinsey segera mengecek ramalan cuaca malam itu. Kinsey menghembus napas lega saat ramalan cuaca mengatakan malam ini memang turun hujan. Kemudian dia berlanjut berbincang santai dengan Kirena sambil menunggu kedatangan Alex.
Tapi perasaan Kinsey merasa tidak enak, begitu juga dengan Merah yang merasa gelisah di hutan Bayern.
Ahirnya Kinsey memutuskan untuk menghubungi ponsel Katie. Satu dering, dua hingga sepuluh dering, Katie tidak mengangkatnya. Ada apa ini?
Mungkin Katie masih sibuk dan berbincang-bincang dengan salah satu tamu undangan. Biar bagaimanapun tujuan utama Katie datang ke kediaman Tettero agar istana memberi undangan jamuan teh pada Katie. Jadi dia tidak mengganggunya.
Meski begitu, beberapa selang menit Kinsey akan berusaha menghubunginya berharap agar Katie segera mengangkatnya. Ini pertama kalinya Katie tidak membalas pesannya, dan ini pertama kalinya Katie tidak mengangkat teleponnya. Apakah terjadi sesuatu?
"Ada apa? Kau tampak gelisah." tanya Kirena dengan heran.
"Aku menghubungi Katie, tapi dia tidak mengangkatnya."
Kirena tertawa kecil mendengarnya. "Hanya karena dia tidak mengangkat panggilanmu, kau sudah seperti orang kesurupan? Kau benar-benar berubah."
"Aku tidak kesurupan." bantah Kinsey tegas yang malah membuat Kirena tertawa.
Kinsey hanya tersenyum tipis melihat Kirena tertawa. Sepengetahuannya, Kirena tidak pernah tertawa lepas seperti ini. Rasanya sangat menyenangkan melihat orang yang berharga bisa tertawa seperti ini.
Meski Kinsey tidak memiliki perasaan cinta pada Kirena, masih timbul rasa sayang terhadap wanita itu. Biar bagaimanapun, Kirena sudah bersamanya dan membantunya dalam menangani segala macam masalah selama enam tahun. Terlebih lagi Kirena juga memegang peran penting dalam menyembuhkan Katie dan adiknya saat penculikan enam tahun lalu.
Awalnya dia memang merasa berhutang budi pada Kirena sehingga dia mau menerima Kirena disisinya setelah keluar dari tim Lest. Siapa yang menyangka, Kirena memiliki sisi keibuan serta penuh perhatian disaat Kinsey merasa lemah.
Kinsey merasa untuk pertama kalinya dia merasakan sebuah kasih seorang ibu... atau lebih tepatnya.. seorang kakak perempuan.
Sebenarnya dia memiliki kakak sepupu, tapi Steve Mango lebih dari sekedar sepupu baginya. Meski begitu, perasaan menerima kasih dari kakak lelaki berbeda dengan kakak perempuan.
Kalau kakak lelaki akan mendukungnya dalam segala apapun, malah mendorongnya untuk menyelesaikan dengan segala kemampuan yang dimilikinya.. termasuk kekerasan. Malah terkadang Kinsey akan sering bertengkar dengan Stevanord kalau mereka memiliki pendapat yang berbeda.
Kalau kakak perempuan, dia juga akan mendukungnya tapi dia juga akan mengeremmu agar tidak melebihi batas. Dia juga akan memberi ketenangan dan membuatmu untuk bersabar dalam menjalani segala sesuatu.
Karena itulah.. sama besarnya Kinsey menginginkan Kirena untuk berbahagia, dia juga tidak ingin menyakiti wanita itu.
Dia sadar Kirena memiliki perasaan khusus terhadapnya. Kinsey sendiri juga mencoba untuk mencintainya demi melupakan Katie. Tapi sayangnya.. perasaannya ini tidak akan bisa melebihi sebatas seperti seorang adik terhadap kakak perempuannya. Itu sebabnya, begitu dia yakin akan perasaannya terhadap Katie, Kinsey menegaskan perasaannya pada Kirena hari itu.
Dan kini Kinsey sangat merasa puas dengan hasilnya. Tidak hanya hubungannya dengan Kirena kembali normal, tapi Kirena juga menemukan cinta yang bisa membuatnya bahagia.
Berkurang lagi satu hal yang perlu diresahkan, pikir Kinsey dengan senyuman lebar.
-
Supir pribadi Tettero mengikuti keinginan Katie yang ingin pergi ke suatu tempat. Dia tidak tahu kenapa Katie ingin pergi ke tempat ini, tapi dia tahu.. tempat ini bukan tempat yang bisa didatangi sembarang orang.
Dia tidak ingat nama tempat ini. Konon ada hutan di balik gunung yang selalu diselimuti dengan kabut. Tidak ada siapapun yang berani masuk kesana kecuali orang itu ingin bunuh diri. Ada juga yang bilang begitu seseorang masuk ke dalam hutan berkabut itu, orang tersebut tidak akan pernah kembali.
"Nona, anda yakin ingin masuk ke dalam hutan itu?" tanya sang supir ketika Katie turun dari limosin.
"Tidak. Aku tidak akan masuk. Barusan rekeningmu dapat masukan sejumlah seratus ribu euro. Aku ingin menyuapmu untuk tidak memberitahukan siapa-siapa bahwa kau menurunkanku disini."
"Se..seratus ribu?!"
"Bisakah kau melakukannya?"
"Tentu saja bisa. Saya akan memberitahu Tuan besar saya menurunkan anda di tempat tujuan yang anda inginkan."
"Bayern. Jika ada yang bertanya nama tempatnya, bilang pada mereka aku pulang ke Bayern. Tenang saja, setelah jalan-jalan sebentar, besok pagi aku akan pulang ke Bayern."
"Baiklah. Aku akan melakukannya." ucap sang supir dan langsung mengajukan limosin kembali ke kediaman utama Tettero.
Karena saking senangnya mendapat seratus ribu euro, dia sama sekali melupakan kenyataan bahwa tidak ada penginapan apapun disekitar tempat tadi yang bisa dijadikan Katie sebagai tempat istirahat.
Katie sendiri juga tidak menghiraukannya. Dia hanya ingin sendiri.. tanpa ada gangguan. Dia juga tidak ingin Merah menemaninya.
Dia berjalan dan terus berjalan merenungkan apa yang baru saja dialaminya tanpa sadar kakinya melangkah ke arah hutan berkabut.
Saat itulah dia teringat akan sesuatu. Dia merasa familiar dengan suara Hillary, tapi dia tidak tahu dimana dia pernah mendengarnya.
'Aku yakin begitu dia tahu kau akan pergi, dia tidak akan tertarik padamu. Kau hanya kebetulan disana berduaan dengannya.'
Sebuah suara yang mirip dengan Hillary muncul di otaknya. Dia sama sekali tidak tahu apa arti kalimat barusan.
'Dan dia hanya menggunakanmu demi kesenangannya sementara. Dia tidak akan mengejarmu atau mencegahmu untuk berangkat.'
Katie memegang kepalanya dengan kedua tangannya. Entah kenapa kepalanya terasa sakit seolah dia baru saja tertimpa tangga besi yang berat.
'Kalian juga lihat sendiri kan? Kinsey menyendiri, tidak peduli seberapa banyak yang berusaha mendekatinya, dia sama sekali tidak bersikap ramah.'
Deg! Kinsey?! Kenapa nama Kinsey muncul di kepalanya.
Kemudian seperti sedang menonton video, sebuah ingatan yang terkubur menyeruak keluar menghiasi kepalanya.
'Kalau begitu, berdansalah denganku.'
Katie mematung pada tempatnya berdiri. Dengan begitu lancarnya dia bisa mengingat kejadian demi kejadian disaat dia menghadiri pernikahan Cathy enam tahun lalu.
Dia bertemu dengan Kinsey di koridor mansion. Kemudian mereka berdansa bersama di balkon setelah itu berlanjut berkencan di pantai. Dan... mereka berciuman untuk pertama kalinya di pantai tersebut.
Sekali lagi air mata Katie keluar dari tempatnya.
Kinsey.. dia pernah bertemu dengan Kinsey enam tahun lalu. Mereka juga pernah berciuman. Kenapa Katie bisa melupakan hal ini?
Katie juga ingat dia menulis surat mengungkapkan perasaannya pada Kinsey. Itu adalah pertama kalinya dia menulis surat cinta pada seorang pria dan... Kinsey membuangnya?
Katie terjatuh lemas sambil memegangi dadanya yang terasa sesak. Kenapa Kinsey membuang suratnya? Kenapa pula Kinsey harus muncul lagi dihadapannya jika Kinsey tidak cukup menyukainya untuk mengejarnya?
Untuk kedua kalinya Katie merasa sakit yang luar biasa di kepalanya.
"Sepertinya raja merah sudah menyerah? Kenapa kau tidak beraksi seperti sebelumnya?" sebuah suara asing muncul di benaknya. Siapa?
"Apakah mungkin kau takut dia mengetahui identitasmu yang sebenarnya? Kau takut dia mati?" suara itu masih berlanjut dengan nada yang mengerikan
"Kitty, apa yang dia bicarakan?"
Bagaikan pedang yang tajam membelah jiwanya begitu Katie mendengar suara sahabatnya.
Ingatan.. ingatan yang kini memenuhi pikirannya adalah kejadian dimana dia serta Cathy diculik oleh Aiden enam tahun lalu.
Aiden mendekatinya layaknya seorang teman yang baik sebelum akhirnya mengkhianatinya hingga hampir memperkosanya.
Nafas Katie memburu dengan tidak stabil, air mata terus mengalir tanpa henti. Kemudian kepalanya terasa pusing akibat mengingat begitu banyak memori bersamaan.
Saat itulah dunia disekitarnya menggelap dan Katie berbaring lemas ditengah hutan berkabut tak sadarkan diri.
Tidak lama kemudian dedaunan kering yang telah gugur, terbang melayang hingga menutupi seluruh tubuh Katie. Lalu satu per satu daun tersebut terbang dibawa angin dan tubuh yang diliputi dedaunan tidak ada lagi di tempatnya.
Tidak ada yang tahu bagaimana caranya Katie menghilang atau dimana tubuh fisik Katie berada.
Disaat bersamaan, Keisha terbangun dari tidurnya dan segera menghampiri balkon kamarnya. Dengan seksama dia merasakan aliran angin disekitarnya. Tanpa terduga air matanya mengalir secara perlahan.
"Akhirnya.. Katalina.. kau menemukan tempat itu. Kau akan baik-baik saja. Sekarang kau akan baik-baik saja." ucapnya sambil berlinang air mata bahagia merasakan kelegaan yang luar biasa.
Keisha memang merasa lega karena Katie telah menemukan tempat dimana yang hanya diketahui Keisha. Sayangnya dia sama sekali tidak tahu kehebohan yang akan terjadi besok paginya.
Seorang penyusup telah berhasil menculik Putri Meisya tanpa jejak.