Tiffany
Tiffany
Ada kemungkinan Hillary Dunst juga akan datang karena dia adalah keponakan Lemar Delcrov. Namun Katie tidak perlu khawatir karena Kinsey sudah berbicara dengan Cathy. Rupanya selama sebulan ini, Hillary meminta foto Katleen pada Cathy. Untungnya Cathy tidak memberinya dengan alasan masih sibuk dan tidak sempat membongkar foto album lama didalam penyimpanan foto.
Mengingat profesi Vincent sebelumnya yang merupakan fotografer melegenda, maka akan membutuhkan waktu untuk mencari album foto masa sekolahnya dulu. Belum lagi, Vincent sangat suka mengoleksi foto-foto pertumbuhan kedua anaknya. Karena itu satu ruangan khusus dibuat hanya untuk menyimpan kumpulan album foto keluarga Regnz.
Dan semenjak kejadian Chleo yang didekati orang misterius, Cathy menjadi lebih berhati-hati dalam memberikan fotonya terlebih foto yang memuat wajah Katleen. Itu sebabnya hingga sekarang, Hillary masih belum melihat wajah Katleen Morse yang sesungguhnya. Ada kemungkinan Hillary sendiri tidak begitu ingat seperti apa wajah Katie. Itu sebabnya Hillary setengah mendesak meminta foto Katleen pada Catherine.
Karena itu yang perlu Katie lakukan saat bertemu dengan Hillary, dia hanya bersikap seolah dia bukan Katleen Morse melainkan Katalina van Oostven yang sudah tinggal di Bayern hampir seumur hidupnya.
"Aku rasa aku bisa melakukannya." ucap Katie dengan antusias. "Lagipula aku tidak ingat pernah bertemu dengannya, aku bisa berpura-pura tidak pernah bertemu dengannya."
Kinsey tertawa kecil mendengar suara yang malah terdengar begitu bersemangat daripada khawatir kalau identitasnya sebagai Katleen Morse ketahuan.
"Jika terjadi sesuatu yang tak terduga, kau bisa ke belakang halaman. Merah akan menunggumu disana."
"Merah juga akan datang?" Katie tidak bisa menutupi rasa senangnya mendengar dia akan bertemu dengan Merah.
"Kenapa aku merasa kau lebih senang bertemu dengan Merah daripada denganku?"
"Mana mungkin," Katie mendekat dan memeluk lengan Kinsey dengan manja. Kemudian menyandarkan dagunya ke atas bahu pria itu sambil menatap lurus ke mata kekasihnya dan mengedip-ngedip dengan imut. "Kau tahu aku sangat senang bertemu denganmu.. lebih dari apapun."
"Benarkah?" sebelah alis Kinsey terangkat seolah tidak percaya dengan jawabannya.
"Tapi... aku tidak mau bertemu denganmu di malam hari. Aku lebih suka kau di siang hari."
Kinsey tertawa geli mendengarnya sambil mengusap kepala Katie dengan lembut.
"Aku punya sesuatu untukmu." sahut Kinsey kemudian sambil memberikan kotak biru yang diberikan oleh Stanley tadi pagi.
"Apa ini?" Katie membuka kotaknya dan melihat gelang yang sangat cantik. Dalam sekejap, Katie menyukainya. Mana ada wanita di dunia ini yang tidak menyukai perhiasan?
"Cantik sekali."
"Ini bukan gelang biasa. Lain kali aku akan memberikan perhiasan yang sesungguhnya."
Katie menengadah ke arahnya dengan bingung. Apa maksudnya dengan perhiasan sesungguhnya?
"Kau mau aku memakaikannya?"
Katie menganggukkan kepala dan membiarkan Kinsey memasangkan gelang tersebut ke tangan kirinya.
Setelah terpasang dengan sempurna, Kinsey menekan sebuah tombol kecil kemudian ada sinar hijau yan menyala di sebelah tombol tersebut.
"Apa ini?" tanya Katie dengan bingung. Sebelum Kinsey menjawab, Stanley sudah masuk dan menjawabnya duluan.
"Itu adalah program ciptaanku. Kau hanya perlu mengaktifkannya dengan suaramu. Hanya saja mungkin agak sedikit sakit, tapi kau akan baik-baik saja."
"Kau tidak bilang kalau ini akan sakit?"
Stanley menghela napas mendengar suara tuduhan dari Kinsey. "Hanya sebentar dan ini hanya untuk pertama kalinya. Setelah itu tidak akan ada sakit lagi."
"..."
"Percayalah padaku. Kau adalah satu-satunya orang yang tidak ingin kujadikan musuh. Aku tidak akan menyakitinya."
Kinsey sama sekali tidak mengharapkan penjelasan itu. Dia sangat terkejut mendengarnya namun dia berhasil menutupinya. Kinsey sama sekali tidak menyangka Stanley berpikiran sama dengannya.
Stanley juga adalah orang terakhir yang ingin dijadikan musuh baginya.
"Baiklah. Apa yang harus dia lakukan sekarang?"
"Mudah sekali. Nona, ikuti kalimatku. Tiffany, aktivasi suara."
Katie memandang ke arah Kinsey meminta persetujuan darinya. Setelah Kinsey menganggukkan kepalanya satu kali, Katie mengulangi kalimat yang disuruh Stanley.
"Tiffany, aktivasi suara."
Tiba-tiba saja gelang di pergelangan tangannya mengerut dan meremas tangannya membuatnya kesakitan. Kemudian Katie merasakan sesuatu yang menusuk di pergelangan tangannya seperti sebuah jarum suntik menembus kulitnya.
Katie menggigit bibirnya untuk menahan jeritannya sementara Kinsey memeluknya dengan erat sambil mengusap lembut punggungnya berharap bisa mengurangi rasa sakit yang dideritanya.
Lalu, tubuh Katie menjadi lemas dan rasa sakitnya berangsur berkurang.
'Aktifasi kode S101 menerima Katalina van Oostven sebagai Master.'
Begitu mendengar sebuah suara di kepalanya, mata Katie terasa berat dan tanpa sadar telah pingsan didalam pelukan Kinsey.
"Apa yang terjadi?" Kinsey menatap dengan tatapan mengerikan ke arah Stanley. Jika tahu begini dia tidak akan memberikan Tiffany pada Katie dan mendesak Stanley untuk meminjamkan salah satu program digital yang lebih aman.
"Tenang saja. Dia hanya tertidur sebentar. Sebentar lagi dia akan bangun."
Kinsey hanya menghela napas dan membaringkan tubuh Katie agar lebih nyaman.
Memang benar, setelah menunggu sekitar satu jam kesadaran Katie mulai kembali saat merasakan kepalanya dielus dengan lembut.
Katie membuka matanya dan sadar kini dia berbaring di sofa dengan kepala dipangkuan Kinsey. Apa yang terjadi padanya?
"Bagaimana perasaanmu sekarang? Kau baik-baik saja?" sapa Kinsey dengan tatapan lembut namun tersirat pancaran khawatir disana.
"Apa yang terjadi padaku? Tadi aku mendengar suara, lalu... aku tidak ingat." jawab Katie sambil bangun untuk duduk dengan nyaman.
"Suara itu adalah 'Tiffany'." jawab Stanley yang duduk di sofa satunya sementara Tanya duduk disebelahnya. "Hanya kau yang bisa mendengar 'Tiffany'. Mulai sekarang Tiffany akan mengikutimu kemanapun kau pergi. Dia akan memberitahumu jika kau berada dalam bahaya. Dia juga akan menuntunmu mencari jalan keluar saat kau terkepung oleh musuh. Kau juga bisa bertanya padanya apapun yang ingin kau ketahui. Selama kau memakai gelang itu, kau bisa mendengar suaranya."
"Meski gelangmu lepas, 'Tiffany' akan berpindah ke hapemu atau benda elektronik terdekat. Karena itu kau tidak perlu kaget kalau seandainya ada telepon umum atau radio mobil yang tiba-tiba berbunyi untuk berbicara padamu. Lalu..."
PLAK!!
"..."
"..."
"..."
Alpha, Zero serta Kinsey terpana akan apa yang dilakukan Katie. Gadis itu menampar kedua pipinya dengan tangannya sendiri. Mendengar dari suaranya yang sangat keras, ketiganya ikut meringis seolah mereka juga merasa sakit.
"Katie, apa yang kau lakukan?" Kinsey menjauhkan tangan Katie dari pipinya yang merah akibat tepukan keras tadi dan menggantinya dengan tangannya sendiri untuk mengusap lembut bekas pukulan kekasihnya sendiri.
"Rasanya sakit sekali." sahut Katie dengan sangat pelan membuat Kinsey mendesah.
"Tentu saja sakit. Kenapa kau memukul dirimu sendiri?" Kinsey masih mengelus lembut kedua pipi Katie untuk mengurangi warna merahnya.
"Aku pikir aku sedang bermimpi. Orang ini bilang Tiffany adalah gelang ini dan Tiffany akan menguntitku. Jadi kalaupun aku ingin bebas dari Tiffany, aku tidak akan bisa bersembunyi?"
Stanley kehabisan kata-kata mendengar kalimat yang terlontar sambil lalu dari mulut Katie. Penguntit? Entah apakah dia harus tertawa atau menangis mendengarnya.
Tiffany adalah program buatannya yang terbaik. Bahkan dia tidak membiarkan Kinsey menyentuhnya meski pria itu sangat ingin memiliki Tiffany. Stanley sendiri juga menahan diri untuk tidak menggunakan Tiffany secara pribadi.
Sistem fungsi Tiffany agak berbeda dengan program lainnya. Tiffany adalah sistem pemograman yang sangat mirip dengan satelit Stealth. Bedanya, Tiffany bisa berbicara dan berkomunikasi dengan pemiliknya. Dan Tiffany hanya memiliki satu tuan atau master. Jika 'Master' meninggal dunia, secara otomatis Tiffany akan hancur dengan sendirinya. Rahasia atau informasi apapun yang ditemukan sang master tidak akan pernah bocor ke pihak luar tanpa persetujuan dari 'Master'.
Siapapun yang memiliki Tiffany akan menguasai dunia. Stanley tidak berambisi untuk menguasai dunia. Dia menciptakan Tiffany hanya sekedar iseng karena penasaran dengan sistem Stealth.
Dan begitu selesai, Stanley baru sadar akan kesalahannya. Tiffany adalah program yang mengerikan. Jika dimiliki oleh orang yang salah, maka akan sangat berbahaya. Bahkan dirinya juga tidak yakin apakah dia layak memiliki Tiffany. Karena begitu Tiffany aktif dan menetapkan pengguna adalah masternya, perpindahan master tidak mungkin dilakukan.
Semenjak Stanley tiba di Jerman dan mendapatkan misi, diam-diam Stanley mengawasi Katie. Karakternya dan juga cara pemikirannya. Menurutnya, tidak ada yang lebih cocok menjadi 'master' Tiffany daripada Katie.
Awalnya dia berniat memberikannya pada Catherine. Tapi dia tahu Cathy tidak membutuhkannya. Dan kalaupun dia dalam bahaya, Vincent sudah siap melindunginya. Selain itu Tiffany akan menjadi tidak berguna untuk Cathy mengingat Cathy sama sekali tidak suka hal-hal berbau elektronik.
Karena itu disaat Kinsey meminta Stanley untuk meminjamkan salah satu program digitalnya untuk membantu Katie, tanpa ragu sedikitpun Stanley memberikan Tiffany padanya.
Dan kini Katie malah bilang Tiffany adalah penguntitnya? Entah apakah dia harus menganggapnya lucu atau menyedihkan?
"Tanya, orang ini menghina anakku. Aku sedih sekali." sahut Stanley meniru gaya Katie namun dengan nada berlebihan. "Hatiku sakit sekali." Stanley mengusap pipinya ke bahu Tanya dengan merajuk.
"Yayaya, sini, aku akan menghiburmu. Cup..cup..cup.." Tanya melingkarkan tangannya ke bahu Stanley.
"Aku pasti bermimpi." sahut Katie lagi begitu sadar dari lamunannya saat melihat 'drama' aneh dihadapannya.
Kinsey mendesah pasrah sadar membutuhkan seharian untuk menjelaskan cara kerja 'Tiffany' pada Katie. Sayangnya mereka tidak memiliki banyak waktu, karena Katie harus segera bersiap kalau tidak mau terlambat ke acara pemberkataan cucu keluarga Tettero.
Pada akhirnya, sambil berdandan di kamar dengan bantuan Tanya, Katie mendengarkan penjelasan mengenai 'Tiffany' secara singkat.
Setidaknya inti apa itu Tiffany sudah dimengertinya. Secara harafiah, Tiffany seperti asisten pribadinya yang akan membantunya mengingat orang-orang yang ditemuinya atau jadwal janji temu dengan orang penting. Bedanya, asisten yang satu ini tidak terlihat ataupun bisa didengar oleh sembarang orang. Asisten ini juga tidak akan membocorkan rahasia ataupun mengkhianati Katie.
Membutuhkan waktu untuk membuat Katie terbiasa dengan suara yang mengisi di kepalanya. Tapi setidaknya, kini dia telah menerima kenyataan bahwa 'Tiffany' sudah menjadi bagian dari dirinya dan tidak lagi menganggapnya sebagai mimpi.
Hanya saja, kemampuan atau fungsi yang sebenarnya dari Tiffany diluar akal pikiran Katie. Karena tidak ingin Katie takut atau menjadi gila, Kinsey serta Stanley tidak memberitahu yang sebenarnya.
Mereka membiarkan waktu untuk Katie menyadari semua kegunaan yang bisa dia pakai terhadap Tiffany.
Untuk sementara waktu, Katie hanya menganggap Tiffany seperti asisten digitalnya saja.