My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Aku Menyukaimu



Aku Menyukaimu

2"Aku menyukaimu."     

"..."     

Membutuhkan waktu beberapa detik bagi Katie untuk sadar apa yang baru saja diucapkannya. Begitu sadar, jantungnya berdegup dengan kencang dan rasanya ingin sekali melarikan diri dan bersembunyi.     

Tapi rasa penasarannya lebih besar daripada rasa malunya. Dia penasaran reaksi seperti apa yang akan diberikan Kinsey. Apakah sesuai dengan ucapan Mina, Katie akan mengetahui bentuk perasaannya terhadap Kinsey begitu Kinsey bereaksi terhadap ungkapannya? Katie menunggu reaksi Kinsey dengan was-was.     

"Aku juga menyukaimu." itulah jawaban yang diberikan Kinsey setelah terjadi keheningan beberapa saat.     

Katie mengerjap beberapa kali berusaha mencerna kalimat lawan bicaranya. Ada yang aneh dengan cara Kinsey mengungkapkannya dan Katie sama sekali tidak tahu apa yang aneh.     

Sementara Kinsey hanya tetap tersenyum dan kembali menatap ke arah langit dengan kembang api yang masih meletus di udara. Ada yang tidak beres, pikir Katie.     

Seperti yang diduganya.. tidak ada perubahan dari sikap Kinsey. Kinsey juga tidak memberi reaksi yang signifikan. Mina, Kinsey sama sekali tidak bereaksi apa-apa, pikir Katie kecewa. Lalu bagaimana caranya dia bisa tahu jawaban atas pertanyaannya tadi sore?     

Setelah pertunjukan kembang api selesai, mereka kembali berjalan ke stasiun metro seperti biasa. Mereka juga berbincang-bincang seperti biasa. Tidak ada yang berubah.     

Memangnya apa yang ingin diubah Katie? Dia juga tidak tahu jawabannya. Seiring berjalannya waktu, beban didalam dadanya semakin membesar. Bukan. Dia malah merasakan seperti ada sebuah api yang menyala didalam hatinya dan semakin lama api tersebut semakin berkobar-kobar.     

"Aku menyukaimu." tiba-tiba kalimatnya terlontar begitu saja di sela-sela obrolan santai mereka.     

Kinsey juga membalas ungkapannya dengan kalimat yang sama. Justru inilah yang membuat Katie tidak merasa puas.     

'Aku menyukaimu' adalah kata yang dipikirkannya. Katie merasa ada kata yang lebih cocok dari pada kata 'suka'. Sayangnya Katie sama sekali tidak tahu kata apa yang cocok. Jadi dia hanya mengatakan 'aku menyukaimu'.     

"Aku menyukaimu." entah sudah berapa kali Katie mengucapkannya selama perjalanan mereka kembali ke Bayern.     

"Katie, apakah kau sedang berkompetisi dengan seseorang? Kau menyukaiku dan akupun menyukaimu. Apa kau masih belum mempercayainya atau kau ingin berlomba-lomba dengan seseorang untuk membuktikan seberapa sering kau mengatakan bahwa kau menyukaiku?"     

Kening Katie mengerut mendengar ini. Dia bertanya-tanya memangnya sudah berapa banyak wanita yang mengucapkan 'Aku menyukaimu' pada Kinsey?     

Katie merapatkan bibirnya kemudian mengalihkan pandangannya ke arah lain dengan cemberut. Dia tidak mau berbicara lagi. Alhasil mereka hanya duduk dalam keheningan. Tidak ada satupun dari mereka yang berbicara meski mereka telah turun dari metro dan berjalan ke arah hutan.     

Katie baru sadar apa yang dirasakannya adalah rasa cemburu. Dia sama sekali tidak tahu kalau dia bisa merasa cemburu. Ini pertama kalinya dia merasa cemburu. Dia merasa cemburu pada semua wanita yang pernah dekat dengan Kinsey.     

Seharusnya Katie menyadarinya. Kinsey adalah pemilik Alvianc group yang tampan dan kaya raya. Tidak heran jika banyak wanita yang berusaha mendekati Kinsey dan mengungkapkan perasaan mereka terhadapnya. Belum lagi sikap pria itu yang sangat lembut dan penuh perhatian.     

Apakah Kinsey pernah memiliki hubungan spesial dengan salah satu wanita itu? Apakah Kinsey selalu bersikap manis serta lembut pada tiap wanita yang ditemuinya?     

Katie menggigit bibirnya dengan frustrasi. Cemburu adalah perasaan yang mengerikan. Dia tidak ingin cemburu, dia tidak ingin merasa gelisah. Karena itulah dia mengikuti saran Mina dan mengungkapkan perasaannya pada Kinsey lebih dulu.     

Tapi reaksi pria itu malah biasa saja dan dengan santainya mengungkapkan rasa sukanya pada Katie. Seharusnya Katie merasa senang, tapi nyatanya dia sama sekali tidak merasa senang.     

Entah kenapa dia merasa ungkapan 'suka' yang disampaikan Kinsey lebih ke arah perasaan suka sebagai sahabat?     

Deg! Langkah Katie terhenti menyadari sesuatu. Kini dia mengerti akan bentuk perasaannya sendiri. Kini dia mengerti apa yang berbeda dari perasaan sukanya.     

Dia menyukai Kinsey bukan sebagai sahabat. Tapi dia menyukainya sebagai seorang pria. Apa nama yang cocok untuk perasaannya ini? Katie berusaha keras mencari tahu, namun lamunannya dibuyarkan saat kepalanya ditepuk lembut oleh seseorang.     

"Kita sudah sampai di depan rumahmu. Tidurlah yang nyenyak." ucapan Kinsey membuat hati Katie bergetar hangat.     

Tahukah Kinsey kalau rasa suka yang dimiliki Katie saat ini sangat berbeda dengan rasa suka terhadap sahabat? Bagaimana caranya dia menyampaikannya agar Kinsey mengerti?     

Tapi... meskipun Kinsey mengerti, apakah pria ini juga memiliki perasaan yang sama dengannya?     

Tidak. Dia harus melakukan sesuatu. Sebelum dia kehilangan keberaniannya, dia harus melakukan sesuatu.     

"Kinsey, kau boleh memakiku kalau kau tidak suka." ucap Katie sambil berjinjit dan menangkup kedua pipi Kinsey untuk ditarik mendekatinya.     

Semula Kinsey tidak mengerti dan hendak bertanya apa maksud ucapan Katie. Namun disaat dia merasa kepalanya ditarik kebawah dan sesuatu lembut menempel bibirnya, Kinsey menjadi patung dengan mata membelalak lebar.     

Apa yang terjadi? Kenapa Katie menciumnya? Kenapa gadis ini berinsiatif menciumnya terlebih dulu?     

Kinsey sama sekali tidak bergerak ataupun membalas ciuman Katie. Dia masih terlalu syok dan sama sekali tidak menduga serangan mendadak ini.     

Katie tidak tahu apa yang dilakukannya sudah benar atau belum. Tapi lagi-lagi, Kinsey tidak bereaksi terhadap apa yang dilakukannya. Apakah itu berarti Kinsey tidak memiliki perasaan yang sama dengannya?     

Katie yang mengira telah ditolak melepaskan diri dari bibir Kinsey dan mengangkat kedua tangannya menjauh dari pipi Kinsey. Dia tahu dia yang mengatakan kalau Kinsey boleh memakinya. Tapi Katie bukanlah gadis pemberani ataupun kuat mendengar kata-kata menyakitkan dari orang yang sangat disukainya.     

Karena itu dia segera melarikan diri dari hadapan Kinsey dan langsung masuk kedalam rumahnya.     

Kinsey yang masih terpaku pada tempatnya baru sadar setelah mendengar suara pintu yang tertutup. Dia memandang pintu rumah Katie dengan termangu.     

Katie, apakah kau ingin membuatku gila? Pikir Kinsey dalam benaknya.     

Sebelumnya dia merasa senang karena ini pertama kalinya Katie menyatakan bahwa gadis itu menyukainya. Disaat bersamaan dia juga merasa sedih karena percakapan Katie dengan Mina kala itu masih diingatnya. Perasaan suka Katie terhadapnya tidaklah berbeda dengan rasa suka Katie pada seluruh anggota keluarganya. Itulah sebabnya Kinsey tidak bereaksi apa-apa saat Katie mengucapkan 'aku menyukaimu'.     

Padahal tadinya dia ingin segera kembali pulang karena dia takut akan lepas kendali kalau bersama Katie yang entah sudah berapa kali menyatakan 'suka' padanya. Tapi sekarang bagaimana dia bisa kembali setelah mendapatkan kecupan manis dari wanita yang sangat dicintainya? Bukankah gadis itu menyukainya sebagai seorang sahabat? Bukankah Katie memandangnya sama seperti anggota Oostven lainnya? Lalu kenapa Katie menciumnya?     

Argh! Kinsey memaki dirinya sendiri merasa bodoh karena terlambat bereaksi. Seharusnya dia memperdalam ciuman mereka. Kenapa reaksinya malam ini tiba-tiba menjadi lamban?     

Kinsey mendesah sambil menggelengkan kepalanya. Pada akhirnya dia hanya berdiri disana, bersender pada pintu rumah Katie sambil memandang ke arah langit gelap. Kakinya sungguh merasa enggan untuk meninggalkan tempat ini. Jadi dia berdiri disana sambil berusaha menenangkan jantungnya yang sudah tidak karuan.     

Sementara itu, Katie baru berhasil menenangkan diri di dalam kamarnya setelah satu jam penuh berbaring di ranjangnya. Dia berusaha untuk tidur, namun matanya tidak mau menutup dan otaknya terus berputar pada kenekatannya tadi.     

Bagaimana dia bisa senekat itu? Darimana keberanian untuk mencium Kinsey berasal? Katie sama sekali tidak bisa menemukan jawabannya.     

Karena tidak bisa tidur, Katie hanya berguling di atas ranjangnya sambil mendesah berat. Tidak lama kemudian, dia mendengar suara garukan yang sangat khas. Katie langsung keluar dari kamarnya dan membuka pintu belakang rumahnya. Begitu melihat Merah ada disana, dia langsung menghambur masuk kedalam tumpukan bulu Merah. Sudah menjadi kebiasaan Merah menggaruk lantai kayu dengan kakinya jika ingin bertemu dengan Katie.     

"Merah, apa yang harus aku lakukan? Tadi aku mencium Kinsey. Bagaimana ini? Bagaimana kalau dia menganggapku aneh? Aku harus bagaimana saat bertemu dengannya besok? Aku bahkan bilang aku menyukainya berulang kali. Kau tahu, dia bilang dia juga menyukaiku. Bukankah itu hal yang bagus? Seharusnya aku merasa senang.. tapi aku malah merasa sedih. Sebenarnya apa yang sudah terjadi padaku?"     

Katie semakin sulit bernapas karena detak jantungnya terus berlari seolah sedang memburu sebuah harta karun yang disebut sebagai 'jawaban' atas pertanyaannya.     

Dia merasa beban yang sudah tertimbun dalam hatinya mulai mendesak keluar. Api yang dirasakannyapun semakin membesar dan memanas. Semakin lama ia mencari nama yang cocok untuk perasaannya, semakin kuat pula desakan beban itu untuk menerobos keluar.     

Katie memegang dadanya yang kini terasa sesak dengan ekspresi yang penuh dengan kesakitan. Merah berputar lalu melengkukan badannya mengeliling tubuh Katie yang sedang berjongkok. Kepalanya disundulkan ke bahu Katie dengan lembut seakan ingin memberinya kekuatan.     

Katie sama sekali tidak menyadari Merah sedang berusaha menghiburnya. Dia terlalu kalut dan tenggelam dalam pikirannya sendiri.     

Seharusnya Katie berhenti dan menyerah untuk terus mencari jawaban agar bisa mengurangi penderitaannya. Tapi dia sangat keras kepala dan memilih menderita daripada dia tidak tahu jawabannya dengan segera.     

Katie memejamkan matanya dan mengingat kembali apa saja yang sudah terjadi pada dirinya belakangan ini. Dia mencoba mengurutkan satu persatu peristiwa didalam ingatannya.     

Tapi yang muncul didalam bayangannya adalah wajah Kinsey. Dia ingat bagaimana cara pria itu tersenyum padanya. Dia ingat bagaimana cara pria itu memandangnya. Dia juga ingat bagaimana sikap pria itu terhadapnya.     

Terlebih dari itu semua, Katie ingat bagaimana jantungnya selalu berdebar-debar tiap kali dia bersama Kinsey. Bahkan saat inipun.. jantungnya berdebar dengan tidak karuan membayangkan wajah pria itu. Kenapa? Kenapa jantungnya bisa berdebar-debar seperti ini tiap kali memikirkan pemuda itu?     

Saat itulah 'beban' yang selama ini tertahan didalam hatinya meledak keluar seperti kembang api yang meletus di angkasa. Kembang api yang memunculkan berbagai warna dengan indah seindah pelangi yang dipanggilnya kala itu.     

Katie membuka kedua matanya dan untuk pertama kalinya dia bisa bernapas dengan normal. Dadanya sudah tidak terasa sakit lagi, karena akhirnya.... dia menemukan jawabannya.     

Kini dia tahu kata apa yang cocok untuk mendekripsikan perasaannya saat ini. Mungkin karena dia merasa bahagia, suasana disekitarnya terasa menyenangkan dan meneduhkan hatinya. Bahkan pandangan di depan yang dia lihat oleh kedua matanyapun tampak indah baginya.     

Dia sungguh merasa lega karena kini menemukan jawabannya. Suara gesekan dedaunan terdengar indah di telinganya. Dia bahkan merasakan angin berhembus menari mengelilinginya. Katie mengulas senyum mengerti. Hembusan angin serta suasan disekitarnya bereaksi akan suasana hatinya yang sedang gembira.     

Merah yang melihat Katie dengan suasana hati yang sangat bagus memiringkan kepalanya dengan bingung. Merah lebih bingung lagi saat tiba-tiba senyuman Katie lenyap seketika. Angin disekitarnyapun berubah menjadi dingin dan suram. Nah, kenapa suasana hatinya berubah lagi?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.