My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Tujuan Yang Sama



Tujuan Yang Sama

1"Tawanan yang kau ingin aku selamatkan dari istana, apakah orang ini adalah ibu kandung Katalina?" Kinsey segera menanyakannya begitu mereka masuk ke kantor Egon.     

"Benar. Dia adalah ibu kandung Katalina."     

Kinsey mengangguk mengerti. "Aku sudah menyelidikinya kemarin. Tidak ada tawanan dalam penjara yang sesuai dengan deskripsi kalian." Ode serta Egon sama sekali tidak terkejut mengetahui betapa cepat Kinsey bertindak dan mencari informasi ini. "Tapi ada seorang wanita yang tinggal di kastil cabang. Wanita ini diperlakukan sebagai tamu istimewa disaat bersamaan dibatasi oleh banyak larangan dan peraturan. Dia tidak boleh keluar ataupun berkomunikasi dengan warga setempat. Apakah wanita ini adalah..."     

"Itu benar. Dia adalah Keisha, warga Amerika yang ditahan dalam kediaman kastil cabang milik Heinest." sambung Egon.     

"Hingga sampai detik ini, Katalina belum pernah bertemu dengan ibu kandungnya. Begitu juga sebaliknya." lanjut Ode. "Aku bahkan sudah menyusupkan beberapa prajurit untuk membawa Keisha keluar dari istana. Tapi wanita keras kepala itu tidak mau keluar dan memilih tinggal disana."     

"Katalina sangat ingin bertemu dan menyelamatkan ibunya, karena itu jalan satu-satunya adalah membawa Katalina masuk untuk membujuk ibunya agar mau meninggalkan tempat itu."     

"Kenapa dia tidak mau keluar?" jangan bilang kalau wanita itu sudah merasa nyaman dengan diperlakukan bak putri kerajaan, tebak Kinsey.     

"Hmph! Apalagi kalau bukan karena kemewahan hidup yang diterimanya. Dia bisa menghabiskan seumur hidupnya dengan kemewahan dan kelimpahan yang tidak pernah bisa didapatkannya di Amerika." Ode mengucapkannya dengan nada sinis dan amarah besar.     

Kinsey hanya menggelengkan kepala mengetahui tebakannya ternyata benar. "Apakah Katalina mengetahuinya?"     

"Kami sudah memberitahunya dan memberinya pengertian. Semua raja merah sangat keras kepala dan dia tidak mempercayai kami. Katalina bersikeras untuk menyelinap masuk ke istana agar bisa bertemu dengan ibunya."     

"Mungkin dia hanya ingin bertemu dengan ibu kandungnya? Saat dia tahu ibunya sudah hidup dengan nyaman, Katalina akan membiarkannya." tebak Kinsey.     

"Mungkin juga begitu."     

"Kalau begitu, bukankah kalian bisa langsung membawanya menyusup ke dalam istana untuk menemui ibunya?"     

'Dasar bodoh!' sebuah suara yang keras muncul di pikiran Kinsey membuat keningnya mengernyit.     

Barulah Kinsey teringat ada serigala merah satu lagi yang berjaga-jaga di pintu gerbang istana.     

"Kita tidak bisa membawa raja merah masuk ke dalam istana. Begitu serigala merah mencium baunya, Katalina tidak bisa melarikan diri lagi." jelas Ode     

"Mungkin kita bisa melakukannya." sambung Egon membuat Kinsey serta Ode menatapnya dengan bingung. "Kita bisa membawa Jarvas bersama Katalina. Jarvas adalah wadah raja merah."     

"Kau sudah mengujinya?" tanya Ode keheranan.     

"Sayangnya belum. Tapi Walther serta lainnya melihatnya sendiri. Katalina dalam keadaan emosi besar dan cuaca sama sekali tidak berubah. Saat itu ada Jarvas disebelahnya."     

Kinsey mencoba menggali ingatannya mengenai 'wadah'. Dan dia teringat tradisi yang dibicarakan Walther saat dia baru saja selesai memenangkan permainan berburu Ziel.     

"Sebenarnya wadah apa yang sedang kalian bicarakan?" Kinsey tidak bisa menerka-nerka dan menahan rasa penasarannya lebih lama lagi.     

Kemudian Ode serta Egon menjelaskan apa itu 'wadah' dan fungsinya disaat 'wadah' ini berada disisi sang raja merah.     

Kinsey tercengang mendengarnya. Tampaknya semakin lama dia terjerumus masuk ke dunia raja merah, semakin besar pula hal-hal misterius yang akan dihadapinya.     

Kinsey menghela napas pasrah menerima kenyataan dia sudah tidak bisa keluar dari kemisteriusan ini.     

"Apakah ada persyaratan atau ketentuan tertentu untuk menjadi wadah?"     

"Kami juga tidak tahu. Satu-satunya cara adalah melakukan ritual pencocokan wadah. Jika berhasil, tangan orang yang menjadi wadahnya tidak akan terluka. Kalau gagal, tangannya akan terluka seperti kena sayatan benda tajam berulang-ulang." jelas Ode.     

"Biasanya Katalina akan menangis saat melihat tangan yang terluka. Tangisannya sanggup merubah cuaca menjadi mendung bahkan turun hujan." sambung Egon. "Karena itu kami selalu melakukan ritualnya disaat ramalan cuaca mengatakan hujan akan turun."     

"Tapi saat ini, Katalina dipenuhi energi positif. Kalaupun dia menangis, cuaca tidak akan berubah dengan drastis. Mungkin kita bisa melakukan ritualnya malam ini."     

'Anak itu bukan wadah Katalina.' sebuah suara di pikiran Kinsey berbicara. Darimana Merah tahu kalau Jarvas bukan wadah Katalina?     

Merah menjelaskan pada Kinsey, yang bisa menjadi wadah raja merah adalah kedua orang tua raja merah itu sendiri. Atau saudara yang memiliki hubungan darah dengan Katalina. Jika Jarvas tidak memiliki hubungan darah dengan Katalina, maka Jarvas bukan wadah yang dimaksudkan.     

Kinsey terdiam. Dia ingat Katie pernah marah padanya yang pada akhirnya semuanya mengira Jarvas adalah wadah Katie. Dia juga ingat kemarin Katie menangis dan cuaca juga tidak mendung.     

'Itu karena dia dipenuhi energi positif. Hampir tidak ada emosi negatif didalamnya. Walaupun dia menangis, cuaca tidak akan berubah. Kalau yang pertama.. aku juga tidak tahu kenapa cuaca tidak berubah saat dia marah besar padamu.'     

Kinsey mengambil napas panjang kemudian bertanya langsung pada Ode apakah Jarvas memiliki hubungan darah dengan Katie atau tidak.     

"Tentu saja tidak. Katalina sama sekali tidak memiliki hubungan darah dengan Jarvas ataupun dengan anggota Oostven lainnya."     

"Kalau begitu, ada kemungkinan Jarvas bukanlah wadahnya. Seseorang memberitahuku yang bisa menjadi wadah raja merah adalah kedua orang tuanya atau seseorang yang memiliki hubungan darah dengan raja merah itu sendiri."     

"Siapa yang memberitahumu?" Ode tidak bisa tidak merasa penasaran, bagaimana bisa Kinsey yang merupakan orang asing mendapatkan informasi ini. Bahkan Ode sendiri yang sudah memiliki banyak pengetahuan mengenai raja merah, tidak pernah mendengar akan ketentuan untuk menjadi wadah raja merah.     

"Pokoknya ada seseorang." jawab Kinsey dengan mengambang. Dia masih ragu apakah harus memberitahukan keberadaan Merah atau tidak.     

"Kinsey, ada yang kau sembunyikan dari kami." Ode menatap lurus ke arah Kinsey tanpa ragu dengan nada menuduh.     

Kinsey tersenyum miring mendengarnya. "Aku juga bisa mengatakan hal yang sama untukmu. Kalian tidak memberi semua informasi yang kalian miliki, kenapa aku harus membuka semuanya?"     

"Kami ingin melindungi Katalina dan melakukan apa yang terbaik untuknya."     

"Aku juga ingin melindunginya dan membuatnya bahagia." pernyataan Kinsey membuat Ode serta Egon terkejut secara kompak. Mereka sama sekali tidak menyangka ataupun menduga akan mendengar pengakuan Kinsey. "Aku tidak bisa melindunginya dengan benar jika kalian menyembunyikan sesuatu dariku."     

"Sejujurnya, kalau bisa aku tidak ingin terlibat dalam mistis raja merah. Tapi aku sudah memutuskan untuk terlibat. Dan kalian juga tahu, begitu aku memutuskan sesuatu.. aku tidak pernah melakukannya setengah-setengah. Sekarang, katakan padaku apa yang kalian khawatirkan? Jangan mencoba membohongiku. Kalian pikir aku tidak menyadari keresahan kalian tiap kali aku berdiri disebelah Katalina?"     

Untuk kesekian kalinya, Egon dan Ode terkejut. Mereka tahu Kinsey sangat awas akan sekitarnya. Mereka tahu insting dan tingkat kewaspadaannya akan sekitar sangat tajam. Tapi mereka sama sekali tidak menyangka, Kinsey masih merasakan kegelisahan mereka. Padahal keduanya berusaha sebaik mungkin untuk menyembunyikan kekhawatiran mereka.     

"Benar. Ada satu hal yang kami rahasiakan darimu. Tapi, kami tidak bisa memberitahumu. Belum saatnya."     

"Kalau begitu.."     

"Jika aku bilang begitu kau mengetahui hal ini, nyawa Katalina akan lebih terancam, apakah kau masih ingin mengetahuinya?" potong Ode.     

"..."     

Tanpa bertanya lagi Ode sudah tahu jawabannya. Terlihat jelas Kinsey benar-benar memikirkan keselamatan Katie. Tapi kenapa? Ode tidak bisa mengerti kenapa Kinsey yang tidak terjebak dalam pesona raja merah, mau repot-repot memikirkan kebahagiaan Katalina.     

Atau apakah mungkin yang sebenarnya Kinsey sudah terjebak dalam pesona Katie, tapi pria itu sanggup menutupinya dengan ekspresi datar?     

Tapi.. Kinsey adalah 'origin'! Seharusnya pesona raja merah tidak mempan pada Kinsey. Ode sama sekali tidak memikirkan gagasan bahwa ada kemungkin Kinsey mencintai Katie dengan tulus.     

"Untuk saat ini aku masih belum bisa memberitahumu karena ada kemungkinan nyawa Katalina terancam bahaya. Mungkin suatu saat nanti kau akan mengetahuinya... tapi bukan melalui aku. Aku ingin kau berjanji satu hal padaku."     

"..." Kinsey masih tidak bersuara dan diam mendengarkan Ode dengan seksama.     

"Jika 'orang' itu mendatangimu, jangan pernah tergiur dengan tawarannya. Aku yakin kau pasti akan tergoda untuk menerimanya, kau pasti memiliki keinginan kuat untuk menerimanya. Apapun yang terjadi tidak peduli seberapa besar kebencianmu akan dunia ini, jangan pernah menerima tawarannya. Berjanjilah padaku."     

Memangnya apa yang akan terjadi jika Kinsey menerima tawaran 'orang' itu? Dan lagipula siapa yang Ode maksudkan? Tawaran apa yang sanggup menggodanya hingga membuatnya ingin menerimanya?     

Ada berbagai macam pertanyaan berkumpul menjadi satu di pikirannya. Dia ingin tahu jawabannya dan dia menginginkannya sekarang juga. Tapi Kinsey bisa melihat Ode sama sekali tidak berbohong saat mengatakan Katie dalam bahaya kalau seandainya Kinsey tahu jawaban atas pertanyaannya.     

Karena itu, Kinsey tidak memperdulikannya lagi. Yang penting dia tahu sekarang. Ode serta Oostven lainnya memiliki tujuan yang sama dengan dirinya yaitu melindungi Katie. Itu yang terpenting.     

"Baiklah. Aku akan mengingat ucapanmu."     

Sejujurnya dia tidak yakin tawaran 'orang' itu bisa menggodanya. Karena saat ini yang dipikirannya hanyalah keselamatan dan kebahagiaan Katie seorang.     

Ode mengangguk dan mendesah lega mendengar jawaban Kinsey.     

"Aku tidak akan memaksamu untuk memberitahu kami siapa informanmu. Tapi kami harap kau tidak merusak kepercayaan kami dengan membahayakan Katalina."     

Sebelah alis Kinsey terangkat. "Kau mempercayakan Katalina sepenuhnya padaku?"     

"Mulai sekarang, aku serahkan perlindungan Katalina sepenuhnya padamu."     

Kinsey agak terkejut mendengarnya, tapi dia juga merasa lega. Dengan begini dia bisa menggunakan anggota timnya sendiri dan Katalina bisa terjaga dan terlindungi selama dua puluh empat jam penuh meski Kinsey tidak bersama gadis itu.     

"Baiklah. Kalau begitu aku akan memberitahu kalian satu masalah sepele yang mungkin bisa menjadi masalah besar."     

Ode saling berpandangan dengan Egon kemudian mendengar masalah yang dimaksud. Rupanya sudah banyak turis dari Amerika yang datang ke Jerman. Belum lagi, kenalan Kinsey bernama Hillary juga masih ada di Jerman, lebih tepatnya berada di Oberpflaz karena wanita itu termasuk keturunan Vangarians.     

Seharian itu mereka mendiskusikan untuk menempatkan beberapa orang mengawasi gerak-gerik Hillary. Mereka akan berusaha agar Hillary tidak bertemu Katalina disaat Katie ingin berjalan-jalan di kota.     

Dengan begitu, Katie tetap bisa berkeliling tanpa harus mengkhawatirkan identitasnya langsung dibongkar oleh Hillary.     

"Satu lagi. Mengenai wadah raja merah, bukankah kita bisa menemui ayah kandungnya?" Kinsey menyampaikan usulan yang baru saja diucapkan Merah dalam benaknya. Anehnya, pertanyaan Kinsey malah ditanggapi dengan sinis oleh Ode.     

"Orang itu sudah mati."     

Sebelah alis Kinsey terangkat. Dia sangat mengenal jenis nada pada suara tetua suku ini. Walau wanita tua itu mengatakan ayah kandung Katie sudah mati, tapi Kinsey mendapatkan kesan ayah Katie masih hidup.     

Kenapa Ode tampak begitu membencinya?     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.