My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Perlakuan Seperti Seorang Kekasih



Perlakuan Seperti Seorang Kekasih

1Begitu bungalo-bungalo suku Oostven terlihat, Kinsey mengajak Merah untuk berjalan memutar, jauh dari mata para prajurit Oostven. Mereka melewati tanjakan dan tiba di belakang halaman bungalo Katie.     

Setelah meletakkan keranjang berisi buah beri di tanah, Kinsey membantu Katie turun dari Merah. Tadinya Katie ingin mengucapkan terima kasih begitu kakinya menginjak tanah.     

Tapi kakinya tidak kunjung turun ke bawah, malah Kinsey masih menggendongnya ala bridal dan masuk ke bungalonya melalui pintu belakang.     

Katie hendak memprotes tapi hatinya memaksanya untuk tetap diam. Akhirnya Katie memilih untuk tetap diam dan membiarkan Kinsey menggendongnya. Dia bahkan menikmati aroma maskulin tubuh pria itu. Sungguh aroma yang memabukkan.     

Katie bertanya-tanya seperti apa rasanya jika dia berada didalam pelukan Kinsey. Seperti apa rasanya jika dicintai pria ini. Lalu matanya yang tadi melihat wajah Kinsey turun ke bawah tepat ke bibir pria itu.     

Seperti apa rasanya dicium...     

Katie segera memejamkan matanya dan membuang pikirannya jauh-jauh. Ada apa dengannya? Kenapa pikirannya jadi vulgar seperti ini?     

Katie merasa tubuhnya kini didudukkan di sofa miliknya. Dia membuka matanya dan terpana menyadari perlakuan yang diterimanya.     

Dia mulai sadar semenjak dia terkilir tadi, Kinsey memperlakukannya seolah dia adalah putri kerajaan yang berharga. Tidak, dia merasa dia adalah wanita yang berharga tak bernilai. Kinsey tidak merasa jijik disaat menyentuh kakinya yang kotor, bahkan memijatnya dengan penuh kelembutan.     

Kinsey juga menggendongnya dan mendudukkannya dengan kehati-hatian penuh seolah takut Katie akan tersakiti. Yah, memang benar tubuh Katie sangat mungil bila dibandingkan tubuh raksasa Kinsey. Karena itu Katie tidak bisa untuk tidak meleleh dihadapan pria ini.     

Katie sudah bertemu berbagai macam pria dengan ketampanannya yang berbeda-beda. Bahkan ada beberapa yang berusaha mendekatinya dan memujinya untuk menarik perhatiannya. Tapi tidak ada satupun yang bisa menggetarkan hatinya.     

Sementara pria dihadapannya ini... Hanya mendengar pujian Kinsey satu kali saja sanggup membuat hatinya bergetar. Berbeda dengan pemuda lainnya yang selalu mengumbar pujian atau rayuan gombal di awal pertemuannya, Kinsey jarang memuji atau mengucapkan kalimat manis. Tapi sikap pria itu serta perlakuannya terhadapnya sudah melebihi dari kalimat manis apapun.     

"Bagaimana kakimu? Masih sakit?" tanya Kinsey membuyarkan lamunan Katie.     

"Sudah tidak terlalu." jawabnya malu-malu karena baru sadar, sedari tadi Kinsey sudah mengoleskan obat salep ke tumit kakinya yang kini agak bengkak.     

Tunggu dulu. Darimana Kinsey mendapatkan obat salepnya? Katie baru menyadari kotak obat miliknya disebelah kaki pria itu. Rupanya Kinsey sudah menghapal dimana Katie menyimpan kotak obatnya dan kini mengambilnya untuk mengobati kakinya yang terkilir.     

Kenapa rasanya Kinsey sudah menganggap tempat ini adalah rumah pria itu? Anehnya, Katie juga merasa tidak keberatan sama sekali.     

"Kakimu belum sembuh juga? Kupikir bengkaknya sudah tidak ada."     

"Aku sudah sembuh kok. Kemarin kan aku bisa menari. Eh? Darimana kau tahu kakiku pernah bengkak sebelumnya?"     

"Apa sebaiknya kau ke dokter?" Kinsey sama sekali tidak menjawab pertanyaannya, "Aku tahu obat racikan milik Oostven sangat bagus. Tapi mereka tidak memiliki perlengkapan medis yang canggih untuk melihat kondisi kakimu. Sebaiknya kau ke dokter untuk memastikan tidak ada masalah dengan kakimu." Kinsey terdiam sejenak. "Baiklah. Hari ini aku akan mengantarmu ke dokter. Kau mau berganti pakaian dulu atau begini saja?"     

Katie mengedipkan matanya beberapa kali berusaha memproses apa yang sedang terjadi. Dia baru sadar Kinsey bersungguh-sungguh saat mengatakan akan membawanya ke dokter hari ini juga.     

"Aku tidak mau ke dokter." pinta Katie dengan wajah memelas. Bahkan sinar matanya seperti anak anjing yang ketakutan.     

"Kupikir kau tidak takut pada apapun. Ternyata kau takut pada dokter ya?" goda Kinsey dengan nada jenaka.     

Katie cemberut mendengarnya. "Pokoknya aku tidak mau ke dokter. Kakiku akan baik-baik saja."     

Kinsey mengelus puncak kepala Katie dengan lembut membuat Katie tercengang.     

"Baiklah, kita tidak akan ke dokter hari ini. Tapi kalau sampai besok bengkakmu tidak hilang, aku akan membawamu ke dokter dengan paksa."     

Katie mendesah pasrah mendengarnya. Kenapa Kinsey bersikap seperti ini sih? Dan kenapa pula Katie tidak bisa melawannya?     

"Katalina! Katalina! Kau di rumah?" suara Jarvas terdengar dari balik pintu depan rumahnya.     

Katie langsung teringat akan Merah dan melirik Kinsey dengan was-was. Mengerti apa yang dikhawatirkan Katie, Kinsey menjawabnya dengan nada menenangkan.     

"Merah sudah pergi. Kau tidak perlu khawatir."     

"Apakah kita akan bertemu dengannya lagi?"     

"Kau ingin bertemu dengannya?"     

Katie menganggukkan kepalanya bersamaan suara kegirangan di pikiran Kinsey. Suara itu sangat keras membuat kepala Kinsey sakit sehingga keningnya mengernyit.     

Katie mengira Kinsey tidak suka dia bertemu kembali dengan serigala merah dan dia memasang ekspresi sedih.     

"Katalina! Sepertinya dia tidak ada di rumah."     

"Aku disini, Jarvas!" seru Katie berusaha melupakan kesedihannya. "Masuk saja, pintunya tidak dikunci kok."     

Kali ini Kinsey mengernyit tidak suka sungguhan. Kenapa Katie tidak mengunci rumahnya? Kenapa pula gadis itu membiarkan seorang pria masuk ke rumahnya dengan begitu mudahnya?     

"Katalina, darimana saja kau? Kami semua sudah menunggumu..." kalimat Jarvas terpotong saat melihat Kinsey juga ada disana. "Oh, apakah aku mengganggu kalian?" Jarvas malah jadi salah tingkah sendiri. Ini pertama kalinya Katalina berduaan dengan seorang pria dan Jarvas mengira hubungan Katie dengan Kinsey sudah berubah status.     

Kinsey tersenyum melihat tingkah pemuda itu dan dia bisa menduga anak muda itu pasti salah paham mengenai hubungannya dengan Katie.     

Kinsey membiarkannya dan duduk disebelah Katie sambil menanyakan kakinya. Dia malah ingin kesalahpahaman ini menyebar ke semua orang. Hebatnya, respon Katie cukup bagus seolah Katie sedang menikmati momen dimanja sang kekasih. Padahal yang sebenarnya Katie sama sekali tidak mengerti apa yang dipikirkan Jarvas ataupun niatan cerdik Kinsey.     

Katie hanya merasa terheran kenapa Jarvas tersenyum penuh bahagia. Dan senyuman itu ditujukan untuk dirinya. Nah, ada apa ini?     

"Uhm. Sebenarnya, aku datang kesini untuk mengajakmu sarapan."     

"Dia tidak bisa keluar. Kakinya terkilir saat memetik buah beri tadi."     

"Oh, kau baik-baik saja?" Jarvas berjalan menghampiri Kinsey dan Katie, kemudian dia bisa melihat mata kakinya yang sudah agak bengkak. "Kakimu bengkak lagi? Apa kau mau ke dokter?"     

Katie cemberut mendengar kata 'dokter' lagi. Dia tidak mau ke dokter. Sampai kapanpun dia tidak akan menginjakkan kakinya di rumah sakit!     

"Bengkaknya sudah kempes kok. Tidak separah minggu lalu." ujar Katie berharap Jarvas tidak melebihkan bengkak kakinya. "Jangan beritahu lainnya ya." pinta Katie dengan memohon agar Jarvas tidak memberitahu Ode ataupun Egon.     

"Hari ini biarkan dia istirahat dulu. Aku akan membuatkan sarapan untuknya." sahut Kinsey menyebabkan dua reaksi yang berbeda.     

Jarvas bereaksi senang dan segera pamit meninggalkan sepasang kekasih yang sedang kasmaran sementara Katie bereaksi bingung dengan sikap Jarvas yang menurutnya terlalu berlebihan.     

"Kau ingin makan apa?" tanya Kinsey dengan nada penuh perhatian.     

"Uhm.. memangnya kau bisa masak?"     

"Tidak. Tapi kalau masakan sederhana untuk sarapan, kurasa aku bisa membuatnya."     

"Kalau begitu terserah kau saja. Aku tidak terlalu pemilih soal makanan."     

Kinsey tersenyum kecil yang berhasil membuat jantung Katie berdebar untuk kesekian kalinya. Setelah mengelus belakang kepala Katie dengan lembut, Kinsey bangkit berdiri dan menuju ke dapur.     

Katie menutupi wajahnya dengan kedua tangannya. Kenapa dia merasa perlakuan Kinsey terhadapnya ini seperti seorang pria terhadap kekasihnya?     

Memikirkan hal ini, Katie tidak sanggup menahan debaran jantungnya yang semakin liar.     

Sementara itu sebuah rumor terbaru sudah menyebar di seluruh penghuni Bayern sesuai yang diinginkan Kinsey. Hanya saja isi rumornya tidak seperti yang dibayangkan Kinsey. Rumor yang tersebar saat ini menyatakan bahwa cinta Katie akhirnya terbalas dan kini menjalin hubungan khusus dengan Kinsey secara tersembunyi. Semuanya bersepakat untuk berpura-pura tidak tahu dan mendukung hubungan khusus antara Katie dengan Kinsey secara diam-diam.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.