My Only Love: Aku Hanya Bisa Mencintaimu

Amnesia



Amnesia

2Lima hari kemudian di kota Bayern, tempat tinggal suku Oostven...     

Semenjak Katie terbangun lima hari lalu di hotel, mood Katie luar biasa sangat bagus. Hingga sekarang, Walther serta lainnya bisa melihat wajahnya yang bersinar-sinar. Senyuman lebar tidak pernah berhenti menghiasi wajahnya dan sikapnya sangat ceria dan ramah pada siapapun yang ditemuinya.     

Tiap kali kaki Katie melewati tanaman, bunga-bunga bermekaran dengan indahnya meski bukan musimnya. Burung-burung di udara selalu bernyanyi menyambut Katie yang keluar dari rumahnya.     

Awalnya, semua orang merasa heran. Mereka tidak pernah melihat sang tuan putri sebahagia, sebebas dan berperilaku seperti ini. Apakah terjadi sesuatu yang menyenangkan saat Katie masuk ke hutan Valeys?     

Tidak mungkin. Sewaktu Walther menjemput Katie di hotel, kaki gadis itu bengkak serta beberapa luka lecet di bagian pipi serta tangannya. Dan baru kemarin kaki Katie sembuh dan kini bisa berjalan bahkan berlari seperti biasa.     

Mereka berpikir mungkin Katie dikejar oleh serigala atau ketahuan oleh salah satu orang Vangarians sehingga Katie mendapatkan luka itu. Tapi Katie malah terlihat ceria seolah dia tidak pernah dikejar siapapun.     

Mereka mengira mungkin ini cara Katie agar tidak mengingat kejadian menakutkan seperti hampir ditangkap oleh Vangarians. Karena itu mereka membiarkannya dan tidak menyinggung soal kecerobohan Katie karena memasuki kawasan kaum Vangarians.     

Namun Walther tidak bisa menahan rasa penasarannya lebih lama lagi. Pada akhirnya dia bertanya pada Katie.     

"Katalina, bisakah kau menceritakan padaku apa yang terjadi di hutan?"     

"Hutan?"     

"Minggu lalu, kau kan menyusup ke hutan milik kaum Vangarians." jawab Walther dengan sabar.     

"Maksudmu Oberpflaz? Untuk apa aku pergi kesana? Kau aneh-aneh saja." jawab Katie dengan ceria sambil menepuk pundak Walther sebelum menikmati es krim coklatnya.     

Kening Walther mengernyit bingung. Apakah Katie terjatuh dan kepalanya terbentur hingga dia mengalami amnesia?     

Walther mencoba bertanya hal lain seperti umbranya atau nenek Ode. Untungnya, gadis itu tidak melupakan satupun dari keluarga Oostven.     

Kemudian dia mencoba mengungkit masa lalunya saat di Amerika. Dan gadis itu tidak memiliki masalah dalam ingatannya. Apakah mungkin hanya kejadian di Oberpflaz yang dilupakannya?     

Secara tidak sengaja, dia mencoba menyinggung masa ketika Katie diculik.     

"Aku pernah diculik? Kapan? Memangnya siapa yang berani menculikku? Umbra kan selalu bersamaku." jawab Katie dengan nada jenaka.     

"..." Walther menyelidiki ekspresi Katie dengan seksama. Tidak ada kepura-puraan ataupun gugup pada raut muka gadis itu. Katie terlihat serius dan bersungguh-sungguh saat mengatakan dia tidak pernah diculik seolah penculikan itu memang tidak pernah terjadi.     

Nah, sebenarnya apa yang terjadi? Apa benar Katie mengalami amnesia? Kalau iya, bagian apa saja yang dilupakan Katie?     

"Katalina, apa kau masih ingat Kinsey?"     

Katie masih melahap es krim coklatnya saat dia mendengar pertanyaan Walther untuk kesekian kalinya. Katie merasa heran, kenapa hari ini Walther cerewet sekali.     

"Kau ini cerewet sekali. Siapa itu Kinsey? Aku tidak ingat pernah berkenalan dengan orang bernama Kinsey."     

"..." Walther terdiam dan menunjukkan ekspresi serius yang tidak bisa dimengerti oleh Katie.     

Terdengar suara sorakan dari dalam ruang makan utama di Bayern. Pada akhirnya Katie tidak memperdulikan Walther dan lebih tertarik pada suara ramai dari dalam ruang makan.     

Walther segera mengikuti Katie yang berjalan memasuki ruang makan utama. Mereka semua menikmati makan siang bersama sambil bercanda ria. Katie telah melupakan semua kejadian yang membuatnya trauma menjadikannya seorang wanita yang bisa tersenyum dan tertawa tanpa beban. Sosok tomboinya yang dulu pernah ditunjukkan semasa remaja keluar sepenuhnya. Dia bahkan tidak merasa gelisah atau gugup saat dikelilingi banyak pria disekelilingnya.     

Mereka semua sangat menyukai versi Katalina yang sekarang. Katie tidak lagi sering melamun atau murung sendirian. Mereka berharap Katie bisa seperti ini hingga sampai waktu kehidupan Katie habis. Dengan begitu, setidaknya hidup Katie sempat dipenuhi dengan tawa dan bahagia sebelum dia meninggalkan dunia ini.     

Hanya saja, Walther tidak bisa tidak khawatir mengetahui kenyataan bahwa asal mula perubahan sikap Katie disebabkan karena amnesianya. Apakah amnesianya bersifat sementara atau permanen?     

"Katalina, coba lihat siapa yang datang!" seru Clodio di ambang muka pintu.     

Katie segera menoleh ke arah yang ditunjuk oleh Clodio tadi. Seorang wanita beruban yang wajahnya agak keriput namun masih terlihat segar muncul disana. Wanita itu agak bungkuk karena usianya yang sudah sangat lanjut. Tapi beliau masih bisa berjalan dengan lancar tanpa menggunakan tongkat. Selain itu wibawa yang kuat terpancar dari sinar matanya dan caranya berdiri membuat siapapun merasa segan dan hormat pada wanita itu.     

"Nenek Ode!" seru Katie sambil berlari menghambur ke arah Ode untuk memeluk wanita tua itu.     

Ode tertawa senang melihat Katie dipenuhi dengan aura positif disekeliling tubuhnya. Dia bahkan tidak lagi merasakan hawa negatif seperti yang biasa dirasakannya. Apakah sesuatu yang bagus terjadi disini selama kepergiannya? Ode bertanya-tanya pada dirinya sendiri.     

"Aku sama sekali tidak menyangka akan bisa mendengar tawamu." ungkap Ode sambil menepuk punggung Katie dengan lembut sebelum melepas pelukannya. "Apakah terjadi sesuatu yang menyenangkan?"     

Katie menggelengkan kepalanya. "Tidak ada yang spesial. Beberapa hari ini aku merasa ringan dan seperti sedang terbang. Hatiku merasa gembira tiap kali bangun pagi. Aku juga tidak tahu kenapa aku bisa begini. Pokoknya aku merasa sangat senang. Apalagi nenek sudah kembali. Kebahagiaanku terasa berlipat ganda!" jawab Katie dengan nada ceria yang tiada habisnya. "Aku sangat merindukanmu." ucapnya lagi-lagi memeluk Ode membuat wanita tua itu tertawa.     

"Asalkan kau bahagia." sahut Ode lagi.     

"Nenek, aku juga rindu dengan umbra. Kapan aku bisa bertemu dengannya lagi? Sepertinya dia sudah melupakanku." tanya Katie dengan wajah agak cemberut.     

"Anak bodoh. Tentu saja tidak. Dia pasti akan menemuimu begitu urusannya selesai. Kau juga tahu dia tidak bisa bergerak bebas atau kembali kemari karena gerak-geriknya diawasi ketat. Bersabarlah. Hm?" bujuk Ode sambil menggenggam sebelah tangan Katie untuk menepuk lembut punggung tangannya.     

Katie menganggukkan kepalanya menurutinya dan mengajak Ode untuk makan siang bersamanya.     

Setelah jam istirahat makan siang selesai, semua pergi satu per satu untuk kembali pada pekerjaannya. Ada yang mencangkul, ada yang menebang pohon, ada juga yang berburu di hutan. Tapi sebagian besar mereka bekerja di tengah kota sebagai informan.     

Sementara Katie pergi ke tengah kota untuk memeriksa bar yang pernah dikunjunginya. Dia ingin memastikan apakah pemilik bar telah mengubah kostum para pelayan yang menurutnya terlalu vulgar itu. Tentu saja dia tidak sendirian. Ferd dan Clodio juga ikut menemaninya.     

Karena Katie tidak ingat dia telah menyusup ke Oberpflaz, mereka tidak tahu apakah orang Vangarians telah melihat wajah Katie atau belum. Yang pasti hari itu Katie tidak memakai kontak lensanya yang berarti matanya terlihat jelas bewarna amber.     

Jadi mulai sekarang kemanapun Katie pergi pasti akan ada yang menemaninya untuk berjaga-jaga.     

Sementara itu Walther menemui Ode untuk mengungkapkan kekhawatirannya. Dia menceritakan apa yang terjadi minggu lalu dan kini Katie mengalami amnesia beberapa bagian. Sang tetua mendengarkannya dengan seksama, lalu wajahnya memucat.     

"Dia sama sekali tidak ingat kejadian buruk yang menimpanya? Kau yakin?"     

"Aku yakin. Aku pikir dia berpura-pura untuk menutupi masa lalunya. Tapi sinar matanya sangat jernih dan cerah. Dia sama sekali tidak terlihat seperti seseorang yang pernah diculik sebelumnya. Dia sama sekali tidak trauma seperti yang biasanya kadang diperlihatkannya."     

"Apakah mungkin dia juga melupakan seseorang?"     

"Ah, benar. Dia melupakan Kinsey. Aneh sekali. Padahal mereka baru bertemu minggu lalu, tapi dia sama sekali tidak mengingatnya."     

"Kinsey? Dia kembali kesini?"     

"Benar. Sepertinya Strockvinch masih hidup dan kini mengancam keluarganya. Karena itu... Apa ada hubungannya dengan Kinsey?" aneh sekali. Kenapa dia merasa amnesia Katie ada hubungannya dengan kedatangan Kinsey?     

Tanpa menjawab pertanyaannya, Ode segera berjalan menuju ruang penyimpanan obat rahasia. Dia membuka berbagai laci untuk mencari sesuatu.     

"Sudah berapa lama Katie terlihat bahagia?" sambil terus mencari, Ode bertanya pada Walther.     

"Sekitar lima hari yang lalu."     

"Itu berarti dia hanya memiliki dua hari lagi." gumam Ode pada dirinya sendiri.     

Setelah menemukan apa yang dicari, Ode segera memberikannya pada Walther.     

"Cari dan temukan Kinsey. Kau harus meminumkan ini padanya. Jika apa yang kau katakan itu benar, saat ini Kinsey tidak sadarkan diri dan jantungnya semakin melemah. Waktunya tinggal dua hari sebelum jantungnya berhenti berdetak."     

Walther mengernyit tidak mengerti apa hubungannya antara amnesia Katie dengan Kinsey. Tapi saat mendengar Kinsey sedang koma dan hanya memiliki waktu dua hari, dia tahu situasi saat ini sangat genting.     

Tanpa banyak bertanya lagi, Walther segera keluar menuju jalanan besar sambil terus berusaha menghubungi ponsel Kinsey. Sayangnya, tidak ada yang mengangkatnya dan dia baru ingat kalau Kinsey sedang koma.     

Untungnya dia teringat dengan orang yang bernama Alex sewaktu memintanya untuk menjemput Katie di sebuah hotel. Dia langsung mencari daftar penelpon di ponselnya dan segera menghubungi nomor yang dicarinya.     

Sayangnya, nomor yang inipun tidak tersambung. Walther merasa frustrasi karena tidak tahu dimana dia bisa menemukan Kinsey.     

Jika Kinsey masih berada di Oberpflaz, dia tidak mungkin bisa kesana. Ada sebuah peraturan yang sudah berjalan selama ratusan tahun. Masing-masing tidak boleh memasuki kawasan yang bukan miliknya tanpa diundang. Karena itu, jika Vangarians tidak mengundang penguasa Prussia lainnya masuk ke Oberpflaz, maka tidak ada yang boleh menyusup kesana.. walau orang itu anggota kerajaan sekalipun.     

Hal yang sama diterapkan pada ketiga penguasa lainnya. Untuk turis atau orang yang bukan anggota dari keempat penguasa Prussia, boleh masuk selama lolos dari pos pengecekan identitas.     

Tentu saja ada beberapa kawasan netral yang bisa didatangi siapa saja, seperti kota Frankfurt, Dusseldorf dan sekitarnya.     

Untuk saat ini Walther naik metro menuju Frankfurt sambil berusaha menghubungi Kinsey. Selama perjalanan dia memikirkan kembali apa saja yang sudah terjadi.     

Sewaktu Katie memasuki hutan Valeys, dia meminta bantuan Kinsey untuk menemukannya. Meski dia beserta Ferd dan Clodio telah tiba perbatasan Oberpflaz dan mengkhawatirkan Katie, mereka tidak boleh sembarangan masuk.     

Biar bagaimanapun mereka adalah anggota inti suku Oostven. Semua orang sudah mengenali wajah mereka. Jika sampai wajah mereka terlihat oleh Vangarians di kawasan milik mereka, maka perjanjian perdamaian apapun akan batal. Akan terjadi perang antar saudara dan Oostven tidak menginginkan perang apapun.     

Karena itulah dia terpaksa meminta bantuan Kinsey. Dengan kemampuan Kinsey, dia percaya pria itu akan sanggup menyelamatkan Katie dan menghilangkan jejaknya dari Valeys.     

Kemudian dia mendapat kabar Katie terluka dan sedang beristirahat di hotel. Dia segera menjemputnya tapi tidak menemukan Kinsey dimanapun. Tahu-tahu saja Katie turun ke bawah menemuinya dengan aura positif yang luar biasa.     

Hari ini dia baru mengetahui Katie tidak ingat kejadian buruk masa lalunya.. dia bahkan melupakan Kinsey, pria yang disukainya. Dan sekarang dia mendengar Kinsey sedang koma dan akan mati dua hari lagi?     

Sebenarnya apa yang terjadi? Apakah hilang ingatan Katie memang berkaitan dengan Kinsey yang koma?     

"Kau sudah dengar? Kediaman Tettero mencari seorang dokter."     

"Bukankah mereka memiliki dokter pribadi sendiri?"     

"Iya, tapi sepertinya penyakit anggota keluarga mereka sangat misterius. Tidak ada satupun dokter yang bisa menyembuhkannya."     

"Memangnya sakit apa?"     

"Aku dengar suhu tubuhnya menurun dengan drastis. Tubuhnya sedingin es dan dia sudah tidak sadarkan diri selama lima hari."     

Walther terpaku mendengar itu. Apakah mungkin... orang yang dimaksudkan adalah Kinsey? Jadi Kinsey sekarang berada di kediaman Tettero?     

Betapa bodoh dirinya. Kinsey berteman baik dengan Mertun Tettero. Belum lagi keduanya adalah rekan bisnis yang sudah berjalan lebih dari tiga puluh tahun.     

Dia langsung turun dari metro dan mencari orang yang dia tahu bisa membawanya bertemu langsung dengan Mertun.     


Tip: You can use left, right, A and D keyboard keys to browse between chapters.