Orang Kepercayaan Kinsey
Orang Kepercayaan Kinsey
Jadi mereka memang sudah melakukannya? Dan melakukannya berulang kali? Hillary masih belum mau menerima kenyataan yang baru saja dilihatnya. Meski dia sudah melihat buktinya sendiri, dia tetap bersikeras tidak mau mempercayainya.
Kirena menahan senyumannya. Dia menganggap ekspresi yang dipasang Hillary saat ini sangat epik. Dia merasa puas berhasil menyebabkan ekspresi wanita itu syok seperti saat ini.
Dengan santai, Kirena mengambil bajunya dan mulai berpakaian lengkap. Kalau tidak, Kinsey akan memarahinya begitu dia keluar dari kamar mandi dan melihatnya berpakaian dengan sangat minim.
"Kau.." geram Hillary. "Berani sekali kau tidur dengannya!"
"Apa yang salah dengan itu? Kami sering melakukannya." Kirena menelengkan kepalanya memandangnya dengan jenaka. "Kenapa kau masih disini? Apa kau ingin mengambil bukti kebersamaan kami?"
"Aku akan memberitahu Cathy soal ini. Aku akan melaporkannya pada Marcel Alvianc!" ancam Hillary membuat Kirena tertawa kecil.
"Silahkan saja. Lagipula yang dirugikan adalah kau nantinya."
"Bagaimana bisa aku yang rugi? Kau hanya menakutiku agar aku tidak melaporkan kebejatan kalian pada keluarga Kinsey."
Kirena mendengus mendengarnya. "Coba kau pikirkan. Kau berteman baik dengan Cathy, tapi biar bagaimanapun Cathy tetap akan lebih mempercayai ucapan Kinsey daripadamu. Satu-satunya alasan kenapa Kinsey masih mau bertahan dengan sifatmu hanya karena kau berteman dengan adiknya. Tapi begitu kau menjelekkan kakaknya pada Cathy, menurutmu dia masih mau berteman denganmu?"
Wajah Hillary memucat mendengar ini. Dia tidak bisa tidak mengakui apa yang dikatakan wanita ini benar adanya. Selama ini dia terus berusaha berhubungan baik dengan Cathy, bahkan dia telah berhasil mencuri hati kedua anak temannya itu.
Dengan menggunakan topik pembahasan keponakan kesayangan, Kinsey mau mengobrol dengannya lebih dari lima menit. Jika dia tidak berteman dengan Cathy, bisa jadi Kinsey menutup semua akses untuk menghalanginya menemuinya.
"Lalu yang kedua. Begitu Tuan besar Alvianc grup tahu soal ini, beliau akan segera menikahkan kami. Dan itu berarti aku yang akan menjadi nyonya besar Alvianc grup. Kau ingin hal itu terjadi?"
"Kau.." Hillary tidak bisa membantahnya. "Kau sangat licik. Banyak akal bulus dipikiranmu. Kau sama sekali tidak pantas bersanding dengan Kinsey."
Kirena tertawa dalam hatinya. Justru dari Kinseylah dia bisa memiliki banyak ide licik ini.
"Setidaknya.. akulah yang diinginkan Kinsey untuk bersamanya." lanjut Kirena semakin membuat Hillary emosi.
"Kau.." Hillary mengangkat sebelah tangannya untuk memberi pelajaran pada wanita genit didepannya.
Namun seseorang menahan tangannya saat dia hendak meluncurkan tangannya untuk menampar wajah Kirena.
"Nona cantik, jangan marah terus. Nanti kau cepat menua lho." ucap seorang pria bertubuh tinggi dan besar.
Alexander Howard, salah seorang kepercayaan Kinsey yang sudah berada disisi Kinsey semenjak Kinsey bergabung di Lion Stealth.
Sadar dia tidak bisa memberi pelajaran pada Kirena, Hillary memutuskan untuk mundur.
"Ugh!" Hillary menarik paksa tangannya yang ditahan Alex, lalu pergi dengan langkah lebar.
"Kau ini, tidak bisakah kau lembut sedikit. Dendam seorang wanita yang sedang cemburu buta tidak akan surut begitu saja."
Kirena memutar matanya dengan malas. "Urus saja urusanmu sendiri." lalu beranjak menuju ke kamar mandi di ruang depan untuk membersihkan diri.
Tidak lama kemudian, Kinsey selesai mandi dan keluar dengan berpakaian lengkap.
"Kinsey, kau harus mengurangi waktumu bersama Kirena. Makin hari dia semakin mirip denganmu. Menghadapi temperamenmu saja aku sudah kesusahan, sekarang harus dihadapi dengan temperamen Kirena."
"Kau sudah menemukan informasi persembunyian Strockvinch di Oberpflaz?" Kinsey sama sekali tidak memperdulikan omelan sahabatnya yang sudah menemaninya hampir dua puluh tahun.
"Belum." jawab Alex singkat.
"Lalu untuk apa kau ada kesini?"
"Tentu saja untuk menemui Kirenaku. Memangnya untuk apa lagi aku kesini?" Alex malah balik bertanya dengan jengkel membuat Kinsey kehabisan kata-kata.
Kinsey memijat keningnya merasa pusing. Dia mulai mempertanyakan dirinya sendiri apakah dia mengambil keputusan yang tepat dengan membawa Kirena dan Alex bersamanya menjalankan misi ini?
Seharusnya dia membawa salah satunya saja. Benar. Cukup salah satunya.
Kinsey mendesah sadar dia tidak bisa memisahkan keduanya. Kemampuan mereka berdua sangat dibutuhkan dalam menemukan keberadaan Strockvinch yang bersembunyi di wilayah kekuasaan kaum Vangarians.
Kemampuan Kirena yang bisa meracik ramuan untuk mengelabui penciuman kawanan serigala serta Alex yang sangat ahli dalam mengumpulkan informasi serta gaya tarung yang unik tidak kalah hebat dengan dirinya. Dia membutuhkan keduanya.
Yang menjadi masalah adalah Alex sedang jatuh cinta pada Kirena dan berusaha mendekatinya. Dia harus mendengar omelannya tiap hari karena Kinsey memanfaatkan Kirena untuk menghalau Hillary.
Padahal Kirena saja tidak keberatan kenapa pula Alex yang mengomel?
Kinsey mengambil tasnya dan memutuskan mencari informasi serta jalan khusus untuk memasuki wilayah khusus di Oberpflaz tanpa melewati pos pengecekan identitas.
Kinsey berjalan kaki menuju ke salah satu tempat pemberhentian metro. Setelah turun dari metro yang dinaikinya, dia berjalan kaki ke arah sebuah kafe yang terkenal. Dia duduk di pojokkan setelah memesan kopi hitam. Dia tampak cuek terhadap sekelilingnya, tapi telinganya berusaha mendengar apapun yang diucapkan seluruh pengunjung di kafe itu.
Disana ada sekelompok turis dari Rusia yang kebetulan juga bersantai di sana. Kinsey menajamkan pendengarannya sambil berusaha mengartikan bahasa yang mereka pakai.
Sudah lama dia tidak berbicara bahasa Rusia, tapi dia masih bisa mengerti sebagian yang dibicarakan mereka. Sayangnya, tidak ada info khusus mengenai Strockvinch ataupun Oberpflaz.
Kinsey menyandarkan punggungnya ke dinding. Kepalanya terasa pusing dan badannya terasa panas. Apakah dia sakit? Tentu saja dia akan jatuh sakit. Kemarin dia membiarkan dirinya berpakaian basah selama berjam-jam. Belum lagi, dia sama sekali tidak tidur karena harus berkutat pada laptopnya untuk mencari celah apapun untuk menyusup ke kawasan kaum Vangarians tanpa mengundang perhatian para petinggi Vangarians.
Saat ini kepalanya terasa pusing dan kondisi tubuhnya tidak sedang prima membuatnya tidak bisa lagi berpikir mencari ide.
Kinsey sama sekali tidak menyadari dia telah tertidur. Di dalam tidurnya, dia merasakan seseorang membopongnya dan membawanya pergi. Siapa? Dia bisa saja bangun dan melawan, tapi dia tidak merasakan aura jahat ataupun ancaman bahaya, jadi dia kembali pada tidurnya. Badannya terasa terlalu berat dan lemah untuk tetap terjaga dan dia membiarkan siapapun itu untuk membopongnya.
Malahan dia mendapatkan mimpi indah. Dia melihat wajah gadis yang dirindukannya. Gadis berambut merah yang diinginkannya. Sinar mata gadis itu tampak sendu. Gadis itu mengkhawatirkannya? Oh, betapa dia sangat merindukannya.
Kinsey segera menarik tubuh Katie ke dalam pelukannya. Kalau pada nyatanya dia tidak bisa bersama gadis itu, setidaknya dia ingin berada disisi gadis itu di dalam mimpinya.
-
Beberapa jam sebelumnya...
"Katalina, coba lihat.. aku beli es krim rasa coklat dan stracciatella. Semuanya kesukaanmu."
"Katalina, coba lihat. Kami menemukan anak burung yang terluka. Kasihan sekali ya."
"Psst. Kenapa kau malah memberi burung yang terluka? Dia kan tambah sedih."
Semua orang yang menyayangi Katie berusaha membangkitkan semangat dan keceriaan di wajah Katie. Entah kenapa sejak dari pagi, Katie murung dan tampak merenung terus.
Alhasil, ada yang pergi ke tengah kota untuk membelikan es krim kesukaannya, atau membelikan kue serta cemilan lainnya. Ada juga yang membawa burung dan binatang kecil yang cantik untuk diberikan Katie.
Tapi tidak ada satupun yang dianggap Katie. Dia sama sekali tidak merespon semuanya. Bahkan es krimpun, dia terlihat tidak tertarik. Musim apa ini? Bahkan es krim tidak bisa menggugah hati seorang maniak es krim.
Vilhelmina atau biasa dipanggil Mina, berdehem keras dan menyuruh mereka semua pergi hingga tinggal Mina dan Katie berada di beranda bungalo Katie.
"Cuaca hari ini sangat cerah, mau menemaniku jalan-jalan? Ayolah." Mina agak memaksa dan menarik lengan Katie untuk mengikutinya.
Keduanya berjalan melintasi jalanan menuju ke hutan milik mereka. Setelah dirasanya tidak ada yang bisa mendengar pembicaraan mereka, Mina mulai membuka suaranya.
"Walther sudah memberitahuku, Kinsey telah pergi."
"..." Katie tidak merespon, tapi ekspresinya menjadi lebih murung.
"Jika kau menyukainya, kenapa kau membiarkannya pergi?"
Pertanyaan Mina membuat langkahnya terhenti. Menyadari Katie telah berhenti di sampingnya, Mina juga ikut berhenti dan dengan sabar dia menunggu jawaban apa yang akan diberikan oleh Katie.
"Aku tidak punya hak menahannya disini. Dia bisa pergi jika dia ingin pergi."
"Kupikir kau menyukainya."
Katie menggelengkan kepalanya dengan lemah. "Aku tidak menyukainya."
"Tuan putri, diantara anggota suku Oostven, yang paling memperhatikanmu selain Dimitri adalah aku dan Walther. Kami menyadari kau menjadi gelisah dan moodmu tidak stabil semenjak Kinsey datang kemari. Walther bilang kalian pernah bertemu di Amerika. Apakah terjadi sesuatu disana?"
"Tidak ada. Bukan sesuatu yang penting." Katie berusaha untuk tidak membahasnya lagi. Dia tidak ingin mengingat kenangan manis yang diakhiri dengan kepahitan.
Mina menghela napas akan kekerasan kepala Katie.
"Aku tidak tahu apa yang terjadi, tapi jika kau seperti ini terus akan berpengaruh buruk pada kesehatanmu. Meskipun kekuatanmu tidak aktif, tapi para binatang disini ikut merasa sedih dan gelisah. Coba lihat."
Katie melihat kesekelilingnya dimana burung-burung bersembunyi di sarangnya, kelinci yang gemetar ketakutan serta rusa yang mengintipnya dari balik pohon.
Biasanya disaat dia ceria atau sedang menyanyi, mereka semua akan mengerumuninya dan bermain bersama. Tapi kini mereka menjauhinya dan merasa takut seolah sedang melihat seorang monster.
Apa yang dikatakan Mina memang benar. Jika begini terus hawa negatif dari para binatang akan mempengaruhi emosinya. Karena dia adalah 'Raja Merah', energi kehidupannya berhubungan dengan alam dan para makhluk yang tinggal disana. Jika energi kehidupannya dikelilingi hawa negatif, dia tidak akan bisa mengendalikan emosinya yang mana akan melukai orang-orang disekitarnya.
Katie mendesah tidak tahu lagi apa yang harus dilakukannya.
"Apa yang harus kulakukan?"
"Coba temui Kinsey dan perbaiki hubungan kalian."
Katie memandang Mina dengan tatapan tidak percaya. Itu.. hal yang sangat sulit untuk dilakukan.