Dokter Genit
Dokter Genit
Begitu tiba di hotel tempat tujuannya, seorang wanita segera menghampirinya. Entah darimana wanita itu tahu Kinsey datang dengan basah kuyup sehingga wanita itu membawa handuk dan segera mengelap rambutnya sambil berjinjit.
Kinsey tidak bergeming dan membiarkan wanita itu mengelap rambutnya. Kinsey memegang pergelangan tangan wanita itu karena dirasanya sudah cukup lama mereka menjadi perhatian orang sekitar.
Sayangnya wanita itu malah melihat bekas gigitan ditangannya yang ingin sekali disembunyikannya.
"Siapa yang menggigitmu?" tanya wanita itu setengah syok tapi juga setengah tertawa geli. Wanita itu merasa lucu melihat seorang Kinsey bisa lengah dan membiarkan tangannya tergigit.
"Hanya kucing liar."
Wanita itu tertawa kecil. "Pasti menawan sekali kalau sampai kau membiarkannya menggigitmu seperti ini."
Kinsey memutar matanya dengan malas.
"Dimana kamarnya?" tanya Kinsey cuek.
Keduanya berjalan menuju lift, lalu naik ke lantai suite mereka.
Begitu masuk ke dalam suite, Kinsey segera mandi air panas dan berganti pakaian. Kemudian membiarkan wanita yang sudah siap dengan peralatan obatnya, mengobati luka bekas gigitan di tangannya.
"Kau harus mengenalkanku padanya suatu saat nanti."
"Kami tidak akan bertemu lagi."
"Kenapa?"
"Dia membenciku."
"Oo.. Sepertinya kau selalu berhasil membuat semua orang membencimu ya."
Kinsey melirik sinis kearahnya yang ditanggapi tawa kecil oleh wanita itu.
"Percuma kau melirikku seperti itu. Aku sudah kebal."
"Apa kau benar adalah Kirena? Terkadang aku sering lupa kau adalah dokter yang pernah kuancam tujuh tahun yang lalu."
Benar. Wanita itu adalah seorang dokter bernama Kirena. Pertama kali Kinsey bertemu dengan dokter wanita itu adalah saat dia ingin mengambil obat penawar untuk Cathy. Waktu itu tanpa sepengetahuannya, Lest memasukkan formula rare memory pada adiknya. Karena itulah dia langsung menemui Kirena yang bertanggung jawab menjaga kondisi Cathy kala itu.
Tapi siapa sangka, disaat adiknya dan Katie diculik dengan luka dan racun didalam tubuh Katie, kemampuan medis Kirena sangat berguna. Itu sebabnya Lest memasukkannya di devisi medical. Kirena sangat ahli dalam obat-obatan dan racun.
Uniknya, wanita yang usianya dua tahun diatas Kinsey lebih suka tinggal di sisi Kinsey daripada ikut dengan Lest. Kinsey juga tidak keberatan karena dia membutuhkan kemampuan dokter itu. Bukan hanya kemampuan medisnya saja, tapi kemampuannya yang lain.
Luar biasanya adalah, jika pada awalnya Kirena takut dan segan menghadapi temperamen Kinsey, kini wanita itu sama sekali tidak takut. Bahkan dia berani menantangnya dan menganggapnya seperti anak kecil.
Kinsey merasa kesal sendiri atas perlakuan Kirena terhadap dirinya. Belum lagi ayahnya malah menjodohkannya dengan Kirena. Ayahnya selalu bersikap baik dan ramah tiap kali dokter wanita itu datang berkunjung ke rumahnya.
Meski dia ingin menjauh dari wanita itu, Kinsey tidak bisa menolak kehadiran wanita itu. Dia membutuhkannya. Dan lagi selama wanita itu tidak melebihi batasnya, Kinsey tidak akan mengusirnya.
Kinsey kembali bersender ke sofa lalu memejamkan matanya. Dia terlalu letih untuk meladeni dokter yang sudah menjadi dokter pribadinya selama enam tahun belakangan ini.
"O, ya. Apa kau sudah mendapatkan ramuannya? Aku harus meraciknya dengan bahan ciptaanku untuk mengelabui para serigala kaum Vangarians."
"Hm. Ada didalam tas."
Kirena bangkit berdiri begitu selesai membalut luka di pergelangan tangan Kinsey. Dia segera membuka resleting tas Kinsey dan mengambil botol kayu berisi ramuan rahasia dari suku Oostven.
Disaat bersamaan Kinsey merasa ada yang aneh dengan tangannya yang baru saja dirawat oleh Kirena. Dia membelalakan matanya begitu melihat tangannya dibalut seperti orang yang baru saja mengalami patah tulang. Dia kan hanya digigit?! Bukan luka parah!
"Kirena, aku tidak menyuruhmu membalut tanganku seperti ini." nada Kinsey terdengar sangat jengkel dan marah. Namun Kirena sama sekali tidak takut.
"Kau lebih suka orang lain melihatnya? Aku bisa membukanya lagi kalau kau mau."
Kinsey berpikir ulang mendengarnya, lalu mengurungkan niatnya untuk membuka balutannya. Dia lebih suka tidak ada yang melihat bekas gigitan di tangannya.
"Sudah kuduga." gumam Kirena dengan senyum penuh arti. "Ngomong-ngomong, sepertinya malam ini kita akan tidur sekamar."
"Hah?"
Belum sempat menjawab, terdengar sebuah bel singkat menandakan ada seorang tamu di depan suite mereka.
"Biar kubukakan." setelah menyimpan ramuan ke kotak medis rahasianya, Kirena bangkit berdiri untuk membuka pintunya.
Kirena memasang senyuman lebar disertai meledek begitu melihat wajah yang sudah diduganya akan muncul.
"Selamat malam nona Hillary, kau datang cepat sekali. Apakah mungkin kau memiliki sayap di punggungmu?" sarkasnya.
"Kau lagi?! Apa kau tidak merasa bosan mengikuti Kinsey terus?"
"Bagaimana denganmu? Sepertinya kau juga belum bosan menguntit Kinsey terus. Kau benar-benar penguntit sejati."
"Hmph!" Hillary tidak peduli dan langsung menerobos masuk mencari Kinsey.
Sementara itu Kinsey mendesah serta mendecak jengkel. Yang satu belum selesai, yang lain muncul lagi. Lagipula, bagaimana Hillary bisa menemukannya? Dia bahkan tidak memberitahu adiknya!
"Kinsey! Kau sama sekali tidak bilang kalau kau kemari juga. Kalau aku tahu, kita kan bisa pergi bersama. Ada apa dengan tanganmu? Kau terluka? Bagaimana bisa kau terluka?"
Tanpa menjawab, Kinsey bangkit berdiri dan masuk ke kamar. Dia sama sekali tidak ada mood meladeni wanita menyebalkan itu. Kalau seandainya dia bukan teman baik adiknya, dia sudah menyingkirkan wanita itu dari dulu. Entah menghancurkan perusahaan keluarganya atau mencederainya dan lainnya yang bisa membuat Hillary berhenti mendekatinya.
"Sebaiknya kau kembali ke kamarmu nona." sahut Kirena tanpa melepaskan senyuman meledeknya.
"Kau yang kembali. Karena aku sudah ada disini, aku yang akan menemaninya." balas Hillary memberi nada perintah.
Hanya saja Kirena sama sekali tidak terintimidasi dengan nada perintah dari Hillary. Dia justru malah tertawa terbahak-bahak.
"Sayang sekali, ini kamarku. Aku menyewa suite ini menggunakan namaku, jadi kau tidak berhak mengusirku nona muda. Tapi, jika kau ingin disini.. aku juga tidak keberatan." lanjut Kirena sambil menguap dan berjalan masuk ke kamar yang dimasuki Kinsey tadi.
"Hei! Berani sekali kau sekamar dengan Kinsey!"
"Eh? Bukannya anda sudah tahu kalau kami selalu sekamar kalau menginap di hotel? Selamat malam." tidak lupa Kirena mengedipkan sebelah mata yang malah membuat Hillary semakin emosi.
Hillary berjalan mondar-mandir di ruang tengah. Dia tidak percaya Kinsey mau menyentuh wanita lain. Selama ini dia mengira Kinsey masih menyukai Katleen Morse. Dia berhasil menyingkirkan Katie. Dia berhasil membuat kesalahpahaman diantara mereka berdua. Tadinya dia pikir, asalkan dia bisa mendekat dan menyerang masuk ke hatinya, pria itu akan membuka pintu untuknya.
Tapi siapa sangka, seorang wanita lain muncul di kehidupan Kinsey. Parahnya, wanita ini berkulit tebal dan sangat sulit disingkirkan.
Tiap kali dia mengajak Kinsey makan berdua, Kirena selalu muncul bersama dengan Kinsey. Kirena selalu menempel pada Kinsey dan mengikuti kemanapun pria itu pergi. Hal ini membuatnya sangat marah. Kenapa Kinsey tidak mau ditemaninya sementara dia tidak keberatan dengan kehadiran dokter wanita genit itu?
Hal yang lebih mengejutkannya adalah kejadian beberapa bulan yang lalu. Dia melihat dengan matanya sendiri... Kinsey dan Kirena memesan satu kamar di sebuah hotel dan hanya mereka yang tahu apa saja yang mereka lakukan semalaman.
Meski begitu dia masih belum mau menerima kekalahannya. Dia sangat tahu Kinsey sama sekali tidak memiliki perasaan apa-apa pada Kirena. Pria itu bahkan tidak mengkonfirmasi hubungan seperti apa yang terjadi diantara keduanya. Harapan Hillary cukup besar dan ia yakin sekali... mereka berdua sedang memainkan sandiwara untuk membuatnya menyerah.
Tentu saja dia tidak menyerah begitu saja. Ketekatan Hillary untuk membuat Kinsey luluh padanya sangat gigih. Dia juga tidak peduli kalau seandainya Kinsey memang sudah tidur bersama dokter genit itu. Dia harus mendapatkan Kinsey Alvianc bagaimanapun caranya.
Posisi nyonya besar Alvianc grup harus menjadi miliknya. Tidak boleh ada yang merebutnya!
Hillary berjalan secara perlahan menuju ke kamar keduanya. Dia menempelkan telinganya ke sisi pintu untuk mendengar suara dari dalam.
"Aahh, Kinsey, sedikit lembut. Jangan kasar-kasar.. Aah!"
Muka Hillary memerah mendengarnya. Apakah mereka... tidak mungkin?!
Sementara itu di dalam kamar, Kinsey bergidik geli mendengar suara buatan yang keluar dari mulut Kirena.
Kinsey memandangnya seolah bertanya 'Apa yang kau lakukan?'
Kirena hanya tersenyum lebar sambil memegangi mulutnya menahan tawa. Lalu kembali melanjutkan suara seksinya kembali.
Yang sebenarnya adalah Kinsey sedang sibuk bekerja di laptopnya sementara Kirena berdiri di belakang pintu. Begitu yakin Hillary sudah berada di balik pintu, dia mulai melaksanakan aksinya.
Inilah kemampuan lain dari Kirena yang dibutuhkan Kinsey. Berakting. Dengan adanya Kirena disisinya, tidak akan ada wanita yang berani mendekatnya. Yah.. Hillary adalah satu-satunya wanita yang nekat dan gigih dalam mendekatinya.
Karena tidak tahan dengan suara menjijikkan dari Kirena, Kinsey memakai headphonenya dan memasang musik rock yang keras. Barulah dia merasa lega dan bisa melanjutkan konsentrasinya pada pekerjaannya.
Yang tidak diketahui Hillary adalah, Kinsey dan Kirena tidak pernah sekalipun tidur bersama. Beberapa bulan yang lalu, Hillary sama sekali tidak tahu ada tiga orang lagi di dalam kamar. Kebetulan saja dia melihat Kinsey serta Kirena masuk ke kamar bersamaan sementara yang lain sudah menunggu mereka didalam.
Semenjak itu Kinsey menggunakan cara ini untuk membuat Hillary mundur. Tiap kali Hillary menyusul mereka ke hotel, dia akan membuat kesan dia tidur sekamar dengan Kirena. Tentu saja Hillary tidak tahu soal ini.