Berburu \'Ziel\'
Berburu \'Ziel\'
Semula Kinsey sama sekali tidak mengerti sikap anggota Oostven yang menurutnya sangat berlebihan begitu tahu dia satu tim dengan Katie.
Rupanya semuanya sangat ingin dia kalah dalam permainan kali ini, agar mereka bisa memberi hukuman pada Kinsey dan mengerjainya sesuka hati mereka. Dan kenyataannya adalah, Katie tidak pernah memenangkan permainan ini sama sekali. Siapapun yang menjadi rekan tim Katie pasti akan kalah dan berakhir di urutan yang paling belakang... yang mana akan menerima hukuman karena berada di posisi paling terakhir.
Itulah sebabnya semua orang merasa antusias dan bersemangat karena pada akhirnya mereka bisa mengalahkan Kinsey dalam berburu 'Ziel' untuk pertama kalinya. Katie pasti akan mengakibatkan kekalahannya.
Kinsey menghela napas bersiap-siap menerima kekalahannya. Karena pertama, dia sama sekali tidak ada mood untuk bermain. Kedua, pikirannya masih dipenuhi dengan ancaman dari Strockvinch yang ternyata bersembunyi di Oberpfalz yang merupakan sarang bagi kaum Vangarianz.
Lalu yang terakhir adalah... Katie. Gadis itu berjalan dengan berlambat-lambat seolah memang disengaja. Gadis itu bersantai ria sambil mendengarkan musik melalui earphone merahnya. Tampaknya gadis yang sedang berjalan di depannya ini sama sekali tidak berniat untuk berusaha menang.
Jadi bisa dibilang presentase kemenangannya adalah satu persen.
"Hei, bagaimana kalau kita mampir di kedai itu?" Kinsey memanggil Katie dengan menepuk pundaknya.
Biar bagaimanapun dia tidak ingin berada di urutan terakhir dan dihukum begitu saja oleh para anggota Oostven yang antusias ingin mengerjainya.
Petunjuk pertama yang diberikan adalah sebuah pepatah: 'Orang yang tidak memiliki rasa sejarah, adalah seperti orang yang tidak memiliki telinga atau mata'.
Mungkin kebanyakan orang akan berpikir petunjuk berikutnya berada di sebuah museum atau bangunan kuno karena ada kata 'Sejarah' disana. Tapi kata yang memiliki arti tersembunyi adalah 'telinga' dan 'mata'.
Itu berarti dia harus pergi ke suatu tempat dimana dia bisa mendengar informasi dan melihat sekitarnya untuk mencari petunjuk kedua.
Dan kedai yang ditunjuknya tadi merupakan tempat yang cocok untuk itu. Banyak para pedagang atau pengusaha besar menyamar sebagai rakyat jelata dan berkumpul disana untuk mencari informasi. Selain itu kata 'sejarah' bisa disimpulkan sebagai masa lalu atau kuno. Dan kedai yang dipilihnya adalah kedai yang sudah berdiri sejak tahun 1600-an.
Bangunannya terlihat sangat kuno dan klasik namun terawat dengan teliti oleh pemiliknya.
"Jika kau ingin mencari petunjuk kedua, maka tempat disana..." Katie menunjuk ke arah kasino yang berada beberapa blok dari kedai yang ditunjuknya. "Adalah tempat yang tepat."
Kinsey tersenyum kagum. Bagaimana gadis itu sadar kalau dia sedang berusaha mengarahkan mereka untuk mencari petunjuk ke dua?
"Tapi petunjuk pertama tidak mengarahkan kesana. Kasino itu terlihat baru sedangkan yang kita cari adalah tempat lama."
"Itu hanyalah jebakan. Selain fokus pada petunjuknya, kita juga harus mengerti kebiasaan orang yang membuat petunjuk ini. Aku sangat mengenal Jarvas. Dia suka membalikkan informasi. Jika dia memberi petunjuk dengan kata 'sejarah', berarti petunjuk berikutnya ada di tempat masa sekarang. Tapi.. jika kau mau ke kedai, terserah kau. Aku tidak akan ikut campur."
"Kita akan ke kasino." Kinsey lebih memilih mengikuti yang disarankan Katie.
Katie memutar matanya malas kemudian berjalan dengan sangat lambat. Kinsey hanya mendesah dan tetap bersabar. Kalau seandainya tidak ada peraturan satu tim tidak boleh berpisah, mungkin Kinsey akan meninggalkannya dan segera menuju ke kasino... dengan catatan, selama pasangan timnya bukan Katie.
Karena rekan timnya adalah Katie, meski tanpa peraturan itupun; Kinsey tidak akan meninggalkannya. Dia tidak akan melepaskan pandangannya pada gadis disebelahnya.
Akhirnya setelah berjalan selama dua puluh menit (seharusnya hanya satu menit kalau mereka berlari), mereka tiba di depan kasino yang sepi karena masih terlalu pagi bagi orang untuk bermain ke kasino.
"Ladies first,"
Katie menghela napas dan kemudian berjalan memasuki kasino. Mereka disapa oleh penjaga kasino yang ramah, lalu Katie menuju ke lantai dua menaiki tangga. Kinsey hanya berjalan mengikutinya merasa penasaran apa yang akan dilakukan gadis itu.
Katie berhenti di depan sebuah papan yang dipasang di dinding antara dua permainan jackpot.
"Itu petunjuk keduanya."
Kinsey terkejut mendengarnya sama sekali tidak percaya apa yang didengarnya. Dia segera menghampiri Katie dan melihat papan tersebut yang bertuliskan petunjuk kedua mereka.
Kemudian mereka keluar menuju ke tempat sesuai dengan petunjuk yang mereka dapatkan. Hanya saja kali ini Kinsey ingin mengetes Katie dan berpura-pura tidak tahu apa yang harus dilakukannya.
Dan ternyata benar. Hanya mengikuti Katie, mereka bisa menemukan petunjuk ke tiga dengan sangat mudah. Yah, meskipun langkah kaki mereka sangat teramat sangat lamban. Untungnya para anggota tim lainnya pasti masih sibuk mencari di daerah museum atau bangunan kuno yang hampir runtuh untuk mencari petunjuk kedua. Karena itu, progresi mereka masih bisa dibilang yang paling cepat.
"Aku capek. Aku ingin istirahat." ungkap Katie setelah menemukan petunjuk terakhir untuk menemukan 'Ziel' milik Jarvas.
Belum sempat memberi jawaban, Katie sudah memasuki sebuah toko kecil yang menjual es krim. Kinsey tertawa kecil melihatnya. Gadis itu masih merupakan maniak es krim rupanya.
Kinsey duduk berhadapan dengan Katie sambil menikmati pemandangan cantik didepannya. Kinsey tidak habis berpikir bagaimana bisa seorang bisa begitu terlihat cantik dan mempesona tidak peduli apapun yang dilakukannya.
Hanya saja Kinsey menyadari sesuatu. Orang biasa mungkin bisa menghabiskan es krimnya dalam waktu lima menit, atau paling tidak sepuluh menit. Tapi ini sudah berjalan tiga puluh menit dan Katie belum menghabiskan es krimnya. Malahan Katie bisa saja meneguk habis es itu dalam hitungan detik mengingat es krim yang dipesannya telah meleleh dengan sempurna.
Tapi Katie malah menyendok es yang meleleh itu masuk ke dalam mulutnya dengan santai. Lalu entah apa yang dilamunkan gadis itu setelahnya sebelum akhirnya menyuapkan sendok berikutnya.
Sebelah alis Kinsey terangkat memandangnya dengan curiga.
"Jangan-jangan selama ini kau bisa memenangkan permainan ini ya. Tapi kau sengaja berlambat-lambat dan tidak pernah menang."
Kinsey sudah melihat sendiri cara Katie mengartikan sebuah petunjuk dan memandang kesekelilingnya. Gadis ini sangat pintar dan menguasai daerah ini. Dengan kemampuan seperti itu, mana mungkin Katie bisa kalah terus dan berada di urutan terakhir kalau dia memang tidak sengaja berlamban-lamban dan santai seperti ini?
"Kau menyadarinya? Sepertinya kau orang pertama yang menyadarinya. Apa aku harus mengucapkan selamat untukmu?" sarkas Katie.
Kinsey tersenyum lebar membuat Katie terpaku padanya. Dia segera mengalihkan pandangannya dan fokus pada gelas es krimnya... atau minumannya? Toh, es krimnya sudah tidak berbentuk dan hanya seperti sebuah minuman di gelasnya. Yang pasti Katie tidak ingin membiarkan senyuman pria itu membuat hatinya melonjak kegirangan lagi.
"Apa kau tahu sesuatu? Teman-temanmu berniat menghukumku jika aku tidak menang hari ini. Tampaknya mereka ingin mengerjaiku setelah ini."
Katie mendengus. "Memangnya aku peduli."
"Apa kau tahu hukuman yang akan diberikan padaku?" Kinsey memajukan tubuhnya diatas meja membuat Katie bergerak mundur dan meletakkan sendok es krimnya. "Sepertinya aku akan disuruh berlari mengelilingi hutan seharian dengan telanjang. Bagaimana kalau aku melewati rumahmu? Atau apa kau ingin melihatku telanjang?"
Kedua mata Katie membelalak lebar dan kedua pipinya merona entah karena marah atau merasa malu mendengar kalimat vulgar dari pria dihadapannya ini yang sedang memasang senyuman mautnya.
"KAU....!!
"Aku tidak keberatan sih kalau kau yang melihatnya. Apa aku perlu masuk ke rumahmu?"
Brak! Katie segera bangkit berdiri sambil memukul meja bundar dan menatap Kinsey dengan tajam. Katie sama sekali tidak habis pikir. Bagaimana bisa pria yang diingatnya adalah orang yang ramah dan menyenangkan bisa berubah menjadi vulgar dan licik seperti ini?
Dia berharap pria itu bercanda dan hanya menakutinya, tapi anehnya dia sama sekali tidak melihat ada kejahilan pada ekspresi Kinsey. Pria itu tidak mungkin serius kan?
Tapi, ada kemungkinan teman-temannya memang ingin mengerjai Kinsey kalau melihat gelagat mereka. Jika memang begitu, dia tidak mungkin akan membiarkan ancaman Kinsey tadi terwujud.
Katie mengambil gelasnya, lalu meneguk habis es krim yang sudah mencair. "Ikut aku!" lanjutnya dengan nada memerintah.
Kinsey tertawa kecil melihat reaksi Katie dan segera mengikutinya.
Dan persis seperti apa yang diduga Kinsey, langkah kaki Katie menjadi lebih cepat dan mereka bisa menemukan 'Ziel' milik Jarvas dengan mudah. 'Ziel' milik Jarvas merupakan sebuah kotak berisi foto kenangan anak muda itu bersama almarhum kedua orangtuanya.
Mereka segera membawanya kembali ke Bayern, dimana suku Oostven menetap. Setelahnya, mereka mengembalikan barang berharga itu pada pemiliknya.
Seluruh anggota suku Oostven terperanjat sama sekali tidak menyangka, Kinsey masih bisa memenangkan permainan ini meski pasangan rekannya adalah Katalina yang terkenal sangat lamban dalam berjalan saat memainkan permainan ini. Satu persatu tim lainnya mulai berdatangan dan kecewa karena gagal mengerjai Kinsey.
"Ck.. bagaimana kalian bisa sampai duluan?" omel Walther yang masih belum bisa menerima kenyataan Kinsey menang lagi. "Apa dia tidak mengajakmu makan es krim?"
"Kami makan es krim."
"Lalu bagaimana bisa dia menghabiskan es krimnya?"
"??"
"Biasanya dia berlama-lama menghabiskan es krimnya. Kalau kita mendesaknya dia malah marah-marah tidak jelas."
"Oo.." jadi begitu alasannya kenapa Katie selalu berada di urutan terakhir. Kinsey menggelengkan kepalanya merasa heran dengan karakter Katie lain yang unik ini.
"Hei Kinsey, bagaimana kau bisa membujuknya untuk menghabiskan es krimnya?" rupanya tidak hanya Walther yang merasa penasaran. Ferd, juga merasa penasaran.
"Kau lupa dia ini siapa?" sambung Clodio. "Dia ini rubah cerdik. Dia pasti memasang jebakan membuat tuan putri kita tidak punya pilihan lain selain memasuki jebakannya."
Yang lainnya mengangguk setuju membuat Kinsey memutar matanya dengan cuek.
Sementara itu, Katie baru saja diberitahu bahwa hukuman yang mereka siapkan untuk Kinsey... ternyata sama sekali bukan seperti apa yang dikatakan pria itu.
"KINSEY!! Berani sekali kau menipuku!?"
Ups..